"Cukup realistis dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut, dan baseline pertumbuhan ekonomi yang rendah di 2020," katanya dalam rapat paripurna di Gedung DPR, Jakarta, Selasa, 1 September 2020.
Ia menambahkan target pertumbuhan ekonomi 2021 dipasang di tengah tingginya ketidakpastian dampak pandemi covid-19. Karena itu, pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun depan pada tingkat yang moderat.
"Rentang perkiraan yang cukup lebar juga terjadi pada proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh lembaga-lembaga Internasional," ungkapnya.
Pada 2021, Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,1 persen. Sementara Bank Dunia memperkirakan 4,8 persen, dan Bank Pembangunan Asia (ADB) 5,3 persen.
Beberapa faktor utama yang menjadi penentu pertumbuhan ekonomi antara lain keberhasilan penanganan pandemi covid-19, termasuk upaya riset vaksin. Kedua, kondisi pemulihan kinerja perekonomian global, terutama dipengaruhi penanganan pandemi covid-19, faktor geopolitik pascapemilu Amerika, dinamika hubungan Amerika dan Tiongkok, serta harga komoditas.
"Ketiga, upaya reformasi struktural untuk meningkatkan kemudahan usaha dan menarik investasi. Keempat, dukungan kebijakan fiskal yang bercorak countercyclical termasuk melalui lanjutan program pemulihan ekonomi nasional (PEN)," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News