Perry mengatakan, capaian tersebut berhasil diraih dengan adanya bauran kebijakan antara BI dengan pemerintah. Dalam bauran kebijakan tersebut terdapat tiga pesan inti. Pertama, kinerja ekonomi Indonesia di 2023 dan outlook 2024 adalah salah satu yang terbaik, meski sedang berada di tengah-tengah ketidakpastian global.
"Kenapa? Kami sangat inovatif (dengan kebijakan kami). Kami memiliki framework target inflasi yang mendasar, tetapi kami juga menyoroti isu-isu terkini mengenai arus modal dan sistem keuangan," kata Perry dalam Opening Ceremony ASEAN Fest 2023 di Jakarta, Selasa, 22 Agustus 2023.
Baca juga: Menkeu dan Gubernur Bank Sentral ASEAN Perkuat Sta |
Bauran kebijakan BI di 2023 dan 2024
Kedua, bauran kebijakan BI di 2023 dan 2024 mencakup kebijakan moneter untuk pro-stabilitas sementara kebijakan manufakturnya mengarah ke pro-pertumbuhan (pro-growth).
Ketiga, koordinasi kebijakan yang kuat antara BI dengan pemerintah, dalam bentuk kebijakan fiskal dan reformasi struktural, dan juga dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).
"Tahun ini, pertumbuhan Indonesia diperkirakan mencapai 4,5 persen sampai 5,3 persen. Hal ini didukung oleh konsumsi domestik dan investasi. Inflasi pun menurun, salah satu yang tercepat di dunia," ujar dia.
Perry menyebut, tahun lalu inflasi Indonesia hampir mencapai tujuh persen. Sementara itu, inflasi bulan lalu sudah menurun hingga tiga persen.
"Current account deficit (CAD) Indonesia juga sangat rendah, dan kredit perbankan terus tumbuh hingga menembus 9-11 persen tahun ini," kata Perry.
(FICKY RAMADHAN)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News