Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045. Foto: Dokumen Kemenko Perekonomian
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045. Foto: Dokumen Kemenko Perekonomian

6 Fokus Pemerintah Agar Keluar dari Middle Income Trap

Annisa ayu artanti • 15 Juni 2023 16:36
Jakarta: Indonesia meluncurkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 demi menggapai cita-cita sebagai negara dengan pandapatan per kapita yang setara dengan negara maju, sehingga dapat keluar dari Middle Income Trap (MIT).
 
Indonesia perlu mengubah pendekatan dalam membangun masa depan, dari reformatif menjadi transformatif, melalui tiga area perubahan, yakni transformasi ekonomi, sosial, dan tata kelola.
 
"Untuk mencapai Indonesia Emas 2045 dibutuhkan, sangat dibutuhkan, smart execution. Dan dibutuhkan smart leadership, oleh strong leadership, yang berani dan pandai mencari solusi, dan yang punya nyali," kata Presiden Joko Widodo, Kamis, 15 Juni 2023.

Dalam Struktur RPJPN 2025-2045 yang diluncurkan, terdapat enam hal yang menjadi fokus pembangunan Indonesia, yaitu Selayang Pandang Pembangunan Indonesia; Megatren dan Modal Dasar; Indonesia Emas 2045: Negara Nusantara Berdaulat, Maju, dan Berkelanjutan; Indonesia Bertransformasi: Kolaborasi Menuju Indonesia Emas 2045; Mewujudkan Pembangunan Wilayah dan Sarana Prasarana Menuju Negara Nusantara; dan Mengawal Indonesia Emas 2045.
 
Baca juga: Keberhasilan Transformasi Ekonomi Jadi Penentu RI Keluar dari Middle Income Trap

Pada area transformasi ekonomi, pertumbuhan sebesar lima persen yang saat ini telah digapai, masih perlu ditingkatkan. Dengan skenario transformatif, diperlukan rata-rata pertumbuhan sebesar enam persen agar 2041 Indonesia dapat keluar MIT. Sedangkan dengan skenario sangat optimis, rata-rata pertumbuhan sebesar tujuh persen agar 2038 Indonesia dapat keluar MIT.
 
Indonesia optimistis dapat mencapai transformasi ekonomi itu karena telah memiliki berbagai kekuatan. Pertama, Indonesia memiliki jumlah penduduk terbesar keempat di dunia dengan angkatan kerja sebesar 146,6 juta. Perluasan lapangan kerja tentunya menjadi fokus penting.
 
Kedua, optimalisasi peluang bonus demografi. Saat ini Indonesia berada pada periode Rasio Ketergantungan Penduduk yang paling rendah (Puncak Bonus Demografi), yang terjadi hanya satu kali dalam sejarah peradaban suatu negara, sehingga hal tersebut harus bisa dioptimalkan.
 
Ketiga, letak wilayah Indonesia yang strategis sangat menguntungkan dalam perdagangan internasional. Selain itu, pengaruh musim menjadikan Indonesia menjadi negara agraris.
 
Keempat, melimpahnya sumber daya alam dengan kekayaan cadangan mineral yang sangat besar, di mana Indonesia menjadi peringkat pertama cadangan Nikel (21 juta MT), Bauksit peringkat ke-6 (satu miliar MT), Tembaga peringkat ke-7 (24 juta MT), Timah peringkat ke-1 (0,8 juta MT).
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan