Ilustrasi kawasan industri. (FOTO: ANTARA/Joko)
Ilustrasi kawasan industri. (FOTO: ANTARA/Joko)

Investor Negeri Kanguru Lirik Kawasan Industri KLIK Indonesia

Ade Hapsari Lestarini • 27 Februari 2016 11:26
medcom.id, Jakarta: Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat dua investor asal Negeri Kanguru, Australia, berminat untuk investasi di kawasan industri Kemudahan Industri Langsung Konstruksi (KLIK).
 
Investor asal Australia ini berasal dari bidang fasilitas pelabuhan serta industri pengolahan makanan dan sudah melakukan penjajakan dengan salah satu kawasan industri KLIK yang ditetapkan oleh pemerintah.
 
"Mereka ingin memiliki fasilitas kepelabuhanan di Pulau Jawa dan melakukan penjajakan dengan salah satu pengelola kawasan industri KLIK," tutur Kepala BKPM Franky Sibarani, dalam siaran persnya, di Jakarta, Sabtu (27/2/2016).

Franky mengungkapkan, BKPM melalui perwakilannya di Sydney maupun marketing officer untuk wilayah Australia akan mengawal minat tersebut. Adapun investor Australia ini telah memiliki perusahaan joint venture di kawasan Sulawesi Selatan tersebut.
 
Menurut Franky, dengan adanya kemudahan layanan investasi langsung konstruksi, maka fasilitas tersebut akan membuat investor terkait dapat langsung melakukan proses konstruksi sekaligus secara pararel mengurus izin-izin yang diperlukan.
 
"Ini merupakan upaya pemerintah untuk melakukan percepatan realisasi investasi di daerah," ungkapnya.
Pejabat Promosi Investasi kantor Perwakilan BKPM di Sydney Sri Moertiningroem menambahkan bahwa pertemuan dengan investor Australia juga dilakukan bekerja sama dengan kantor perwakilan RI di negara bagian Western Australia dan Northern Territory.
 
"Kami bersama tim marketing officer BKPM akan terus berkoordinasi dengan KJRI Perth dan KRI Darwin untuk mengawal minat investasi investor Australia tersebut," ujar Sri.
 
Data BKPM mencatat di 2015, realisasi investasi Australia berada di peringkat 12 sebesar USD167 juta terdiri atas 443 proyek. Sementara dalam posisi sejak periode 2010-2015, tercatat investasi yang masuk ke Indonesia dari Australia sebesar USD2,07 miliar.
 
Pemerintah menetapkan 14 kawasan industri sebagai kawasan industri yang dapat melakukan fasilitas KLIK. Adapun 14 kawasan industri tersebut di antaranya Kawasan Industri Kendal (700 hektare/ha), Kawasan Industri Bukit Semarang Baru (40 ha), serta Kawasan Industri Wijayakusuma (100 ha).
 
Kemudian Kawasan Industri Java Integrated Industrial and Port Estate (1.761 ha) Kawasan Industri Bantaeng (3.000 ha), Kawasan Industri Modern Cikande Industrial Estate (1.800 ha), Kawasan Industri Terpadu Wilmar (800 ha), Kawasan Industri Krakatau Industrial Estate Cilegon (570 ha), dan Kawasan Industri Bekasi Fajar Industrial Estate (300 ha).
 
Serta Kawasan Industri Delta Silicon 8 (158 ha), Kawasan Industri Karawang Internasional Industrial City (293 ha), Kawasan Industri Suryacipta City of Industry (300 ha), Kawasan Industri GT Tech Park (100 ha), dan terakhir Kawasan Industri Medan (100 ha).
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan