Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara mengatakan, peningkatan tersebut dipengaruhi penerimaan cadangan devisa, antara lain berasal dari penerbitan global bonds pemerintah, hasil lelang Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) valas, penerimaan pajak dan devisa minyak dan gas (migas).
"Serta penarikan pinjaman pemerintah, yang jauh melampaui kebutuhan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan SBBI valas jatuh tempo," kata Tirta dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (14/7/2016).
Posisi cadangan devisa per akhir Juni 2016 tersebut, lanjut dia, cukup untuk membiayai 8,4 bulan impor atau 8,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
"Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News