Produk domestik bruto (PDB) turun 3,2 persen pada kuartal ketiga dari tahun sebelumnya, menurut perkiraan median dari 27 ekonom yang disurvei Bloomberg. Kontraksi selama dua triwulan berturut-turut mengalami pertumbuhan negatif menandakan Indonesia masuk ke jurang resesi.
"Rebound diperkirakan akan dangkal dan tidak merata dengan Indonesia yang masih berjuang untuk menahan penyebaran pandemi," kata seorang ekonom di BofA Securities Inc di Singapura, Mohamed Faiz Nagutha, Kamis, 5 November 2020.
Disebutkan, Undang-Undang Cipta Kerja yang disahkan pada awal Oktober yang bertujuan menciptakan lapangan kerja dan memikat investasi telah meningkatkan sentimen pasar dengan menghidupkan kembali arus masuk asing ke saham dan obligasi Indonesia.
Rupiah dilaporkan menjadi mata uang berkinerja terbaik kedua di Asia pada Oktober, naik 1,7 persen untuk mengurangi kerugian year to date menjadi 4,8 persen.
Para analis sedang menunggu pedoman pemerintah untuk menerapkan undang-undang tersebut sehingga mereka dapat mengukur seberapa efektif undang-undang tersebut dalam menarik investasi asing langsung.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo berjanji menjaga kebijakan moneter akomodatif hingga 2021, ketika bank sentral mengharapkan ekonomi tumbuh 4,8 persen hingga 5,8 persen.
Bank sentral dapat memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis poin lagi tahun ini, menurut ekonom Barclays Bank Plc Brian Tan. Ia memperkirakan PDB 2020 akan menurunkan perkiraan pemerintah tentang kontraksi 0,6 persen menjadi 1,7 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News