Direktur Surat Utang Negara (SUN) Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kementerian Keuangan Deni Ridwan mengatakan, pembiayaan anggaran dilakukan melalui dua sumber utama, yaitu penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) dan pinjaman.
"Pembiayaan akan dilakukan dengan dua sumber utama, penerbitan SBN dan dari pinjaman atau loan. dalam kondisi penuh ketidakpastian fleksibilitas antar instrumen pembiayaan sangat penting," kata dia dalam webinar di Jakarta, Rabu, 10 Maret 2021.
Ia menambahkan, kebijakan SBN masih akan mengandalkan penerbitan SBN rupiah untuk tenor jangka menengah panjang. Melalui strategi ini, Deni menyebut, pemerintah ingin memitigasi risiko yang kemungkinan terjadi ke depannya.
"Kebijakan SBN secara umum dengan optimalisasi SBN rupiah menengah panjang untuk mitigasi risiko. Proporsinya 80 sampai 85 persen. Sedangkan SBN valas untuk pelengkap menghindari crowding fund effect, dan proporsi 12 sampai 15 persen," ungkapnya.
Selain itu, pemerintah juga masih akan menerbitkan SBN ritel tahun ini dengan target antara Rp70 triliun hingga Rp80 triliun baik konvensional maupun syariah. Tujuannya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembiayaan anggaran.
"Kemudian koordinasi dengan Bank Indonesia (BI) 2021 ini masih berlaku SKB pertama. BI akan menjadi backstop atau standby buyer di pasar perdana SBN," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id