Ia menyebut kebutuhan dana sebesar itu tentunya tidak bisa hanya mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) saja. Namun, pemerintah tetap merealisasikan yang sudah disepakati dalam Komitmen Paris (Paris Agreement) tersebut.
"Estimasi saat ini USD247,3 miliar untuk bisa mengurangi emisi sebesar 1081 juta ton equivalent CO2. Angka USD247,3 miliar adalah luar biasa dan ini tidak mungkin dilakukan hanya dengan APBN," katanya dalam webinar, Kamis, 26 Agustus 2021.
Untuk mencapai target tersebut, pemerintah melakukan budget tagging untuk anggaran dalam APBN yang berkaitan dengan lingkungan. Belanja APBN untuk mengurangi masalah isu perubahan iklim juga sudah dilakukan sejak 2016.
"Budget tagging kita untuk climate change untuk periode 2016 hingga 2020 yaitu lima tahun terakhir, kita mengalokasikan 4,1 persen dari APBN kita. Dan ini angkanya pasti tidak mencukupi untuk mencapai target tadi USD247,3 miliar," ungkapnya.
Oleh karena itu, pemerintah mulai memobilisasi dana yang berasal dari swasta maupun global untuk mengatasi masalah perubahan iklim serta memformulasikan kebijakan investasi yang lebih ramah lingkungan.
"Untuk menarik lebih banyak investasi di dalam rangka untuk membangun tadi, sektor energi, sektor transportasi, sektor limbah dan bahkan di dalam menjaga kehutanan kita sehingga dia tetap bisa memenuhi target penurunan CO2," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News