Staf Khusus Menteri Keuangan Arif Budimanta mengatakan, saat ini isu ketimpangan sosial menjadi isu yang mendunia. Bahkan, semua negara di dunia berbicara mengenai bagaimana menciptakan equality (keseimbangan) dalam rangka mewujudkan kestabilan ekonomi di suatu negara.
Dalam hal ini, Arif menjelaskan, langkah yang dilakukan pemerintah untuk menangani ketimpangan adalah dengan mengangkat kelompok bawah atau miskin melalui insentif fiskal yang diberikan secara langsung ke kelompok tersebut.
"Instrumennya apa? Mengangkat kelompok bawah. Cara mengangkatnya melalui insentif fiskal yang diberikan langsung ke paling bawah, paling miskin. Dalam wujud porgram CCT (Consitional Cash Transfer)," kata Arif, dalam sebuah diskusi, di kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu (31/10/2015).
Saat ini, lanjut Arif, terdapat kurang lebih enam juta rumah tangga miskin yang akan dikirimkan sejumah uang setiap bulannya, yakni sebesar Rp150 ribu. Uang itu dikirimkan dengan tujuan untuk biaya pendidikan dan kesehatan.
"Ada sejumlah dana yang ditransfer setiap bulan, sekitar Rp150 ribu. Dana itu dimanfaatkan untuk hal produktif, untuk sekolah anak dan kesehatan," jelas dia
Arif menambahkan, pemerintah telah menyiapkan dana anggaran sebesar Rp10,8 triliun untuk program tersebut. Bahkan, pemerintah telah memiliki data keluarga miskin dari TNP2K. "Enam juta dikali Rp150 ribu dikali 12 bulan. Datanya datang dari TNP2K." ucap dia.
Lebih lanjut, Mantan Anggota Komisi XI DPR ini berharap, dengan adanya insentif fiskal kepada rumah tangga miskin ini nantinya dapat mengurangi ketimpangan antara golongan kaya dengan golongan miskin serta diharapkan pula bisa meningkatkan kesejahteraan keluarga miskin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News