"Saya tahu siapa yang senang dengan impor sekarang. Hati-hati akan saya gigit orang itu," tegas Jokowi, dalam pertemuan tahunan Bank Indonesia di Hotel Rafless, Jakarta, Kamis malam, 28 November 2019.
Jokowi mengaku tak rela bila tukang impor migas mempersulit kebijakan perluasan mandatori biodiesel maupun hilirisasi komoditas tambang. Pasalnya, upaya tersebut akan membuat Indonesia terbebas dari kekhawatiran terhadap pelarangan ekspor crude palm oil (CPO) atau minyak sawit ke Uni Eropa.
"Kenapa kita tidak kerjakan sejak dulu karena ada yang suka impor minyak. Bapak dan Ibu saya kira tahu itu semua, ada yang senang impor dan tidak mau diganggu impornya baik itu minyak maupun elpiji. Ini ya mau saya ganggu," imbuhnya.
Ia berencana menjadikan Indonesia sebagai hub mobil listrik dengan mengubah nikel menjadi produk batrai litium. Pasalnya, separuh dari biaya produksi kendaran listrik berasal dari produk turunan nikel tersebut.
"Kita desain dan benar-benar hub besar untuk produksi mobil listrik ada di sini, batrainya ada di sini karena komponen batrai itu cost-nya hampir sampai 50 persen dari cost produksi sebuah mobil listrik," pungkas mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya mencatat neraca perdagangan RI pada Oktober 2019 surplus sebesar USD161,3 juta, membaik dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang defisit USD163,9 juta. Meski demikian, neraca perdagangan sepanjang Januari-Oktober tercatat masih defisit sebesar USD1,79 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id