Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta Hamid Ponco Wibowo mengatakan pertumbuhan kredit mencapai 16 persen secara tahunan (yoy), dan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh tujuh persen (yoy).
Angka ini meningkat dari pertumbuhan kredit pada kuartal sebelumnya. Risiko kredit juga tetap terjaga dengan Non-Performing Loan (NPL) pada kisaran dua persen (lokasi bank), yakni masih di bawah ambang batas lima persen.
"Secara umum, kondisi stabilitas keuangan di DKI Jakarta pada triwulan I-2019 masih terjaga di tingkat yang aman," katanya dalam Seminar Kajian Ekonomi Regional DKI Jakarta di Ballroom Hotel Westin, Rasuna Said, Jakarta, Selasa, 2 Juli 2019.
Hamid menuturkan kualitas pertumbuhan ekonomi DKI sebesar 6,23 persen juga ditopang oleh turunnya tingkat pengangguran terbuka dan membaiknya Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Tingkat pengangguran di DKI Jakarta tercatat mengalami penurunan dan mencapai 5,13 persen pada Februari 2019. Sementara IPM Provinsi DKI Jakarta 2018 tercatat sebesar 80,5, meningkat dari indeks tahun lalu (80,1).
"Angka ini menunjukkan level yang sangat tinggi. Perbaikan IPM DKI Jakarta terutama didorong oleh dimensi hidup layak, yang dicerminkan oleh meningkatnya daya beli masyarakat Jakarta. Membaiknya daya beli ditunjukkan oleh komponen pengeluaran per kapita yang disesuaikan, yang tumbuh tinggi dari tahun sebelumnya," tutur Hamid.
Lebih lanjut, tingginya pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2019 terutama disumbang oleh konsumsi dan net ekspor antardaerah di tengah penurunan ekspor luar negeri. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan konsumsi lembaga non-profit yang melayani rumah tangga (LNPRT) masing-masing mencapai 5,85 persen (yoy) dan 16,49 persen (yoy). Hal ini turut ditopang aktivitas Pemilu yang juga menyebabkan net ekspor antardaerah tumbuh tinggi yakni, sebesar 50,62 persen (yoy).
"Ini meningkat dari triwulan sebelumnya didukung oleh terjaganya inflasi, aktivitas terkait Pemilu dan subsidi dari Pemerintah daerah," ungkap dia.
Ia menambahkan inflasi IHK tercatat sebesar 3,01 persen (yoy), melambat dari akhir 2018 yang sebesar 3,27 persen (yoy). Terkendalinya inflasi ibu kota terutama disumbangkan oleh harga bahan makanan yang stabil serta minimalnya perubahan harga barang yang dikendalikan pemerintah.
"Terjaga rendah terutama disumbang dari kelompok bahan makanan," tambahnya.
Dengan terjaganya momentum pertumbuhan ekonomi pada awal 2019, Bank Indonesia memperkirakan fase perbaikan ekonomi DKI Jakarta dan stabilitas inflasi akan berlanjut hingga akhir 2019.
"Pertumbuhan ekonomi ibu kota pada tahun ini diperkirakan akan tetap kuat disertai inflasi yang tetap rendah sebagaimana tahun sebelumnya," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id