Dari empat klaster yang ada di bawah Satgas PEN, ia menyebut realisasi perlindungan sosial dan dukungan UMKM merupakan yang paling mungkin mendekati realisasi 100 persen. Sementara pembiayaan korporasi menjadi yang realisasinya paling sedikit saat ini.
"Memang yang masih agak jauh di bawah itu sektor pembiayaan korporasi. Itu yang akan menjadi prioritas utama kami untuk mengejar sampai akhir tahun," kata dia dalam video conference di Jakarta, Rabu, 16 Desember 2020.
Ia menambahkan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah memberikan sinyal untuk pencairan pembiayaan korporasi melalui pinjaman maupun Penyertaan Modal Negara (PMN) bagi BUMN. Di samping itu juga ada dana untuk Sovereign Wealth Fund (SWF).
"Dana untuk SWF itu sekitar Rp15 triliun, dana untuk pinjaman korporasi untuk PTPN, Garuda dan Krakatau Steel, dan beberapa PMN misalnya seperti Hutama Karya, Bahana, Perumnas itu akan cair di akhir tahun ini, sehingga diharapkan bisa mendekati target," jelas dia.
Hingga 14 Desember 2020, realisasi program PEN sebesar Rp481,6 triliun atau 69,3 persen dari alokasi pagu Rp695,2 triliun. Budi menyebut sisa anggaran yang tidak bisa terealisasi akan dialokasikan untuk mendukung program vaksinasi pada tahun depan.
"Kita juga lihat sepertinya tidak bisa 100 persen tercapai, dan sudah ada diskusi di dalam (pemerintah), sebagian dana sisa akan kita gunakan karena tahun depan ada program vaksinasi nasional yang membutuhkan dana yang cukup besar," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News