Senin, 2 November 2020, Presiden Joko Widodo memperkirakan kontraksi pada kuartal III-2020 akan mencapai minus tiga persen. Kendati demikian Presiden menjelaskan pertumbuhan ekonomi kuartal III dalam tren positif karena lebih baik dibandingkan dengan tiga bulan sebelumnya. Selain itu Presiden juga mengklaim bahwa kondisi Indonesia lebih baik dibandingkan dengan negara lain.
Staf Khusus Menteri Keuangan Yustinus Prastowo dalam siaran daring Journalist On Duty bersama Media Indonesia menyampaikan bahwa semua pihak baik masyarakat, pelaku usaha, hingga pemerintah tidak boleh melihat resesi sebagai akhir dari segalanya.
"Pertama resesi ini bukan akhir segalanya, resesi atau tidak resesi bukan merupakan persoalan yang besar jika kita melihat ini sebagai momentum dan opportunity. Kita harus yakin bahwa kita bisa bangkit," ucap Yustinus, Senin, 2 November 2020.
"Kita harus menjadikan momen resesi ini untuk membuka peluang dan memanfaatkan supaya kita bisa bangkit dan lebih baik," imbuhnya.
Yustinus menyebutkan untuk dapat bangkit menghadapi resesi, Pemerintah tentunya tidak dapat melakukannya sendiri. Melalu program bantuan sosial dan juga mendorong UKM dengan sejumlah gerakan seperti gerakan bangga buatan Indonesia, ia berharap dapat memperbaiki keadaan saat ini.
"Akibat pandemi ini, terungkap suatu fakta bahwa Indonesia itu merupakan negara terbaik yang warganya dermawan. Ini merupakan sebuah modal yang bagus karena ada mekanisme self defence dari masyarakat untuk saling tolong-menolong dan bergotong-royong," terangnya.
Ditanya terkait prediksi pemerintah terkait pertumbuhan di kuartal IV-2020, Yustinus mengungkapkan kemungkinan terburuk masih berada di zona negatif.
"Pemerintah memprediksi kemungkinan terburuk sepanjang 2020 Indonesia masih berada di zona negatif atau kemungkinan mendekati angka nol atau di sekitar angka nol," ungkapnya.
Di sisi lain peneliti The Institute Center For Public Research Rifki Fadilah meminta seluruh pihak tidak memandang resesi dengan panik. Karena menurutnya itu akan berakibat fatal nantinya.
"Kalau panik, kita dapat melakukan dua hal yang merugikan yaitu melakukan panic buying yang artinya menghabiskan stok dan kedua stop consumption karena ketakutan yang tidak memiliki pendapatan di masa depan," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id