"Kita akan terus memastikan stabilitas nilai tukar rupiah terus bekerja pada mekanisme pasar dan fundamentalnya," ujar Perry dalam acara Finance Track Main & Side Event February Series, Rabu, 16 Februari 2022.
Perry menjelaskan langkah stabilisasi nilai tukar rupiah dilakukan dengan berkoordinasi bersama Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Hal ini dilakukan dengan upaya bank sentral melalui triple intervention.
Triple intervention merupakan langkah intervensi bank sentral yang bertujuan untuk menjaga stabilitas nilai tukar yang sejalan dengan fundamental dan mekanisme pasar. Dalam hal ini, Bank Indonesia menerapkan triple intervention di pasar spot, Domestic Non-Deliverable Forwards (DNDF), dan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.
"Sehingga rupiah dapat bergerak sesuai dengan fundamentalnya, di tengah bayang-bayang ancaman dampak exit strategy global. Termasuk sebagai mitigasi dari risiko rambatan ketidakpastian global," papar dia.
Selain itu, Bank Indonesia juga secara bertahap mengurangi kelebihan likuiditas di perbankan akibat langkah pelonggaran kuantitatif atau quantitative easing. Ini akan dilakukan bank sentral dengan menaikkan Giro Wajib Minimum (GWM) secara bertahap.
"Pada saat yang sama, bank sentral tetap memastikan bahwa industri perbankan akan terus melanjutkan pembiayaan ekonomi dan berpartisipasi dalam pembiayaan obligasi pemerintah," tegas Perry.
Di samping itu, Bank Indonesia juga akan tetap mempertahankan kebijakan suku bunga acuan yang rendah selama inflasi masih terjaga dan belum memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
"Terkait suku bunga, kita akan terus mengadopsi suku bunga rendah di level 3,50 persen sampai tanda-tanda adanya tekanan fundamental terhadap inflasi dan perekonomian," pungkas Perry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News