Jakarta: Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengusulkan tambahan anggaran untuk 2021 sebesar Rp3,42 triliun. Jumlah tersebut lebih rendah dari pagu indikatif 2020 yang sebesar Rp2,95 triliun atau turun 12 persen.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut usulan tambahan anggaran ini akan digunakan untuk program peningkatan daya saing nilai tambah industri selama masa pemulihan ekonomi.
"Perlu inisiatif dari pemerintah untuk mengembalikan utilitas dan mempertahankan kinerja industri, termasuk menjaga supply dalam waktu dekat di tengah gempuran produk impor yang masuk ke dalam negeri," kata Agus melalui keterangan tertulisnya, Selasa, 23 Juni 2020.
Menurutnya sasaran tersebut dapat tercapai apabila pemerintah melaksanakan program yang terintegrasi dan mengarah pada peningkatan daya saing sektor industri. Langkah strategis yang perlu ditempuh, antara lain komersialisasi teknologi, penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) industri, peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN), dan penyiapan infrastruktur digital.
"Selain itu, perlu kebijakan perlindungan dan pengamanan industri dalam negeri, yang diproyeksi akan membutuhkan anggaran sebesar Rp1,5 triliun," ujar Agus.
Program berikutnya yakni penumbuhan industri substitusi impor yang membutuhkan anggaran sebesar Rp500 miliar. Program ini merupakan langkah upaya penurunan impor yang ditargetkan mencapai 35 persen pada akhir 2022, antara lain melalui instrumen P3DN.
"Jadi, ada pengoptimalan kebijakan untuk menerapkan pembelian produk dalam negeri terutama untuk belanja pemerintah serta fasilitasi pembangunan infrastruktur dalam kawasan industri," imbuh dia.
Menperin menambahkan pihaknya akan terus berfokus pada pelaksanaan program penyiapan SDM industri. Anggaran yang dibutuhkan untuk program tersebut sebesar Rp1,01 triliun.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut usulan tambahan anggaran ini akan digunakan untuk program peningkatan daya saing nilai tambah industri selama masa pemulihan ekonomi.
"Perlu inisiatif dari pemerintah untuk mengembalikan utilitas dan mempertahankan kinerja industri, termasuk menjaga supply dalam waktu dekat di tengah gempuran produk impor yang masuk ke dalam negeri," kata Agus melalui keterangan tertulisnya, Selasa, 23 Juni 2020.
Menurutnya sasaran tersebut dapat tercapai apabila pemerintah melaksanakan program yang terintegrasi dan mengarah pada peningkatan daya saing sektor industri. Langkah strategis yang perlu ditempuh, antara lain komersialisasi teknologi, penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) industri, peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN), dan penyiapan infrastruktur digital.
"Selain itu, perlu kebijakan perlindungan dan pengamanan industri dalam negeri, yang diproyeksi akan membutuhkan anggaran sebesar Rp1,5 triliun," ujar Agus.
Program berikutnya yakni penumbuhan industri substitusi impor yang membutuhkan anggaran sebesar Rp500 miliar. Program ini merupakan langkah upaya penurunan impor yang ditargetkan mencapai 35 persen pada akhir 2022, antara lain melalui instrumen P3DN.
"Jadi, ada pengoptimalan kebijakan untuk menerapkan pembelian produk dalam negeri terutama untuk belanja pemerintah serta fasilitasi pembangunan infrastruktur dalam kawasan industri," imbuh dia.
Menperin menambahkan pihaknya akan terus berfokus pada pelaksanaan program penyiapan SDM industri. Anggaran yang dibutuhkan untuk program tersebut sebesar Rp1,01 triliun.
Termasuk di dalamnya kegiatan reskilling dan upskilling bagi pekerja yang terkena PHK akibat dampak pandemi covid-19, serta penyiapan lembaga pendidikan dalam wilayah pusat pertumbuhan industri (WPPI).
Kemudian, anggaran untuk program pengembangan infrastruktur digital sektor industri yang diproyeksikan mencapai Rp410 miliar. Program ini bertujuan menyiapkan sarana prasarana infrastruktur digital di sektor industri dalam mendukung penerapan peta jalan Making Indonesia 4.0, dan pembangunan sistem digital yang terintegrasi untuk perlindungan dan pengamanan industri nasional.
"Target pemulihan sektor industri juga akan dilakukan melalui penurunan impor bahan baku dan penolong sebesar 35 persen pada 2022, penguatan infrastruktur data, serta peningkatan utilisasi industri manufaktur dan share-nya terhadap PDB," tutur dia.
Kemudian, anggaran untuk program pengembangan infrastruktur digital sektor industri yang diproyeksikan mencapai Rp410 miliar. Program ini bertujuan menyiapkan sarana prasarana infrastruktur digital di sektor industri dalam mendukung penerapan peta jalan Making Indonesia 4.0, dan pembangunan sistem digital yang terintegrasi untuk perlindungan dan pengamanan industri nasional.
"Target pemulihan sektor industri juga akan dilakukan melalui penurunan impor bahan baku dan penolong sebesar 35 persen pada 2022, penguatan infrastruktur data, serta peningkatan utilisasi industri manufaktur dan share-nya terhadap PDB," tutur dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id