"Core merevisi prediksi bahwa dengan kondisi sekarang, pertumbuhan ekonomi hanya 4,9 persen sampai lima persen saja. Sebelumnya memang ada kemungkinan di 5,2 persen," ujar Direktur Eksekutif Core Indonesia Hendri Saparini, dalam diskusi bertajuk 'Mid Year Review 2016', di Jalan Tebet Barat Dalam Raya, Jakarta Selatan, Rabu (20/7/2016).
Menurut dia, seharusnya tahun ini merupakan tahun pemulihan ekonomi bagi Indonesia setelah tahun sebelumnya mengalami tekanan hebat akibat pelambatan ekonomi global. Akan tetapi, tersendatnya pertumbuhan negara-negara mitra dagang utama Indonesia dan masih lemahnya harga komoditas global membuat ekonomi Indonesia sulit beranjak dari kepulihan.
Hendri, mengatakan, pemerintah harus mampu fokus pada ekonomi dalam negeri dan tidak hanya mengandalkan ekspor. Sebab, lingkungan eksternal dari sisi global masih belum memungkinkan adanya peningkatan harga komoditas.
"Selain tidak ada peningkatan harga (komoditas), juga tidak ada peluang peningkatan dari sisi permintaan karena pelambatan ekonomi mitra dagang utama. Oleh karena itu, menurut kami adalah fokus pada ekonomi domestik dan menjaga domestik," tegas dia.
Sementara itu, ia menilai, paket-paket kebijakan ekonomi yang sudah dikeluarkan sejak September tahun lalu untuk menggairahkan iklim usaha, hingga paruh pertama 2016 masih belum banyak dirasakan oleh para pelaku usaha di dalam negeri.
"Jadi menurut saya pemerintah harus lakukan review, review betul-betul paket kebijakan itu. Untuk munculkan paket kebijakan baru yang bisa diimplementasikan yang sifatnya lebih komprehensif," tutup Hendri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id