Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro mengatakan, lebarnya range pertumbuhan ekonomi karena pemerintah ingin mengantisipasi jika terjadi winfall di ekonomi global. Namun demikian, kondisi ekonomi dunia tahun depan dirasa tidak akan berbeda jauh dengan yang terjadi pada tahun ini.
"Maka kami akan mengajukan rentang atau range baru, dari 5,3 persen sampai 5,9 persen kami persempit jadi 5,3 persen sampai 5,6 persen," kata Bambang, saat rapat tentang asumsi makro RAPBN 2017, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (18/7/2016).
Dirinya menambahkan, kondisi ekonomi dunia khususnya di negara maju belum akan berubah. Tiongkok, misalnya, diprediksi masih sulit untuk mencapai pertumbuhan ekonomi hingga tujuh persen. Sementara Amerika Serikat (AS), masih dipenuhi ketidakpastian apakah akan ada kenaikan Fed Fund Rate (FFR) atau tidak.
"Artinya tidak akan ada major effect terhadap pertumbuhan ekonomi global. Harga minyak kalau turun tapi tidak terlalu rendah, harga komoditas juga relatif kecil. Maka kesimpulannya tidak akan ada yang berbeda di global," jelas dia.
Oleh sebab itu, perekonomian domestik diharapkan bisa menjadi penopang pertumbuhan ekonomi dunia. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan dana repatriasi pengampunan pajak yang diharapkan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi tahun depan.
"Kalau masuknya uang (repatriasi) jelang akhir tahun maka dampaknya lebih terasa di 2017. Ini bisa jadi poin positif dari prospek pertumbuhan ekonomi 2017. Dengan melihat kondisi global dan domestik, juga upaya pemerintah melancarkan investasi domestik ataupun asing," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id