Ilustrasi. (FOTO: ANTARA/Fanny Octavianus)
Ilustrasi. (FOTO: ANTARA/Fanny Octavianus)

BI Rate Turun 25 Bps Menjadi 6,5%

Eko Nordiansyah • 16 Juni 2016 17:28
medcom.id, Jakarta: Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) 15-16 Juni 2016 memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 6,50 persen.
 
Berdasarkan RDG BI yang dilakukan di Gedung BI, Jakarta, Kamis, 16 Juni, suku bunga Deposit Facility turun sebesar 25 bps menjadi 4,50 persen dan Lending Facility turun sebesar 25 bps menjadi 7,00 persen, yang berlaku efektif sejak 17 Juni 2016.
 
Selain itu, BI juga memutuskan BI 7-day (Reverse) Repo Rate turun 25 bps dari 5,50 persen menjadi sebesar 5,25 persen sejalan dengan rencana reformulasi suku bunga kebijakan yang telah diumumkan pada 15 April 2016.

Dengan demikian, struktur suku bunga atau term structure operasi moneter Bank Indonesia adalah sebagai berikut:
 
BI Rate Turun 25 Bps Menjadi 6,5%
Sumber: Bank Indonesia
 
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara menambahkan, di bidang makroprudensial, BI melakukan pelonggaran kebijakan makroprudensial dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian. Di antaranya melalui relaksasi ketentuan Loan to Value Ratio (LTV) dan Financing to Value Ratio (FTV) bagi kredit atau pembiayaan properti untuk Rumah Tapak, Rumah Susun, dan Ruko/Rukan.
 
Kedua, BI memperlonggar kredit atau pembiayaan melalui mekanisme inden dengan pengaturan pencairan kredi atau pembiayaan bertahap sesuai progres pembangunan untuk Rumah Tapak, Rumah Susun, dan Ruko/Rukan sampai dengan fasilitas kredit/pembiayaan kedua.
 
Selain itu, untuk mendorong kredit perbankan, Bank Indonesia juga menaikkan batas bawah Loan to Financing Ratio terkait  Giro Wajib Minimum (GWM-LFR) dari 78 persen menjadi 80 persen, dengan batas atas tetap sebesar 92 persen. Ketentuan di bidang makroprudensial tersebut mulai diberlakukan pada Agustus 2016.
 
"Bauran kebijakan tersebut sejalan dengan asesmen Dewan Gubernur Bank Indonesia bahwa stabilitas makroekonomi terus berlanjut, yang tercermin dari inflasi yang rendah, defisit transaksi berjalan yang terkendali, dan nilai tukar yang relatif stabil," jelas dia.
 
Dirinya menambahkan, bauran kebijakan tersebut diharapkan dapat semakin memperkuat upaya untuk meningkatkan permintaan domestik. Apalagi kebijakan ini guna terus mendorong momentum pertumbuhan ekonomi dengan tetap menjaga stabilitas makroekonomi, di tengah masih lemahnya perekonomian global.
 
"Bank Indonesia meyakini bahwa pelonggaran kebijakan moneter dan makroprudensial akan memperkuat kebijakan yang ditempuh Pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui penguatan stimulus pertumbuhan dan percepatan implementasi reformasi struktural," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan