"Penyebab tingginya inflasi di Sorong karena kenaikan tarif udara," kata Kepala BPS Suhariyanto, dalam sebuah konferensi pers, di Kantor Pusat BPS, Jakarta Pusat, Selasa, 2 Januai 2018.
Dirinya merinci penyebab utama inflasi di Desember yakni karena kelompok bahan makanan yang mengalami inflasi 2,26 persen dengan andil 0,46 persen. Kemudian diikuti oleh kelompok transportasi komunikasi dan jasa keuangan yang mengalami inflasi 0,75 persen dengan andil 0,14 persen.
Hal ini dipengaruhi oleh adanya beberapa komoditas yang mengalami kenaikan seperti beras, ikan segar, dan telur ayam ras yang memberi andil masing-masing 0,08 persen. Kemudian ayam ras 0,07 persen, cabai merah 0,06 persen, dan beberapa sayuran seperti tomat, cabai rawit, dan wortel dengan andil masing-masing 0,01-0,02 persen.
Sementara kelompok lainnya yakni makanan jadi, rokok dan tembakau mengalami inflasi 0,30 persen dengan andil 0,05 persen; perumahan air, listrik, gas dan bahan bakar inflasinya 0,17 persen dengan andil 0,04 persen; kelompok sadang inflasinya 0,13 persen dengan andil 0,01 persen; keehatan inflasinya 0,18 persen dengan andil 0,01 persen; serta pendidikan, rekreasi dan olah raga dengan inflasi 0,07 persen.
"Jadi kalau saya ringkaskan inflasi Desember 0,71 persen ini dipengaruhi naiknya tarif angkutan udara, harga beras, ikan segar, telur ayam ras dan ayam ras," jelas Suhariyanto. Lebih jauh, inflasi inti 0.13 persen, inflasi harga yang diatur pemerintah 0,91 persen, dan harga bergejolak 2,45 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News