Seperti dikutip dari publikasi BI, Kamis 2 Juni, BI memandang bahwa stabilitas makroekonomi masih terjaga, tercermin dari tingkat inflasi yang terkendali dalam kisaran sasaran empat plus minus satu persen, defisit transaksi berjalan yang membaik, dan nilai tukar rupiah yang relatif stabil.

Sumber: BPS
Bahkan, transmisi kebijakan moneter melalui jalur suku bunga berjalan diklaim semakin baik, demikian pula persiapan implementasi reformulasi suku bunga acuan atau BI rate. Adapun ruang bagi pelonggaran kebijakan moneter yang selama ini terbuka akan dapat dimanfaatkan lebih awal apabila stabilitas makroekonomi tetap terjaga.

Sumber: Kementerian Keuangan
Kendati demikian, situasi dan kondisi ekonomi memang tidak pernah diam. Dari waktu ke waktu ekonomi Indonesia dan dunia terus mengalami pergerakan dan memunculkan sejumlah fenomena. Fenomena itu bisa memberikan stimulus positif dan ada yang memberikan stimulus negatif.
Sampai dengan Mei 2016, ada beberapa perkembangan terkini yang terekam. Pertama, ekonomi global diperkirakan tumbuh lebih lambat pada 2016. Ini dikarenakan pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS) masih belum soild, pertumbuhan ekonomi Eropa terbatas, perekonomian Jepang masih tertekan, dan adanya rencana Fed Fund Rate (FFR) dinaikkan.
Kedua, pertumbuhan ekonomi domestik di kuartal I-2016 lebih rendah dari perkiraan. Namun, diperkirakan membaik pada kuartal-kuartal berikutnya. Adapun pertumbuhan konsumsi pemerintah di kuartal I-2016 lebih rendah dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Sedangkan konsumsi rumah tangga masih tumbuh cukup kuat.

Sumber: BI
Ketiga, secara keseluruhan, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) di kuartal I-2016 mengalami defisit USD0,3 miliar, sejalan dengan surplus transaksi modal dan finansial yang lebih rendah. Adapun defisit transaksi berjalan di kuartal I-2016 menurun, terutama didorong oleh meningkatnya surplus neraca perdagangan yang sebesar USD0,67 miliar.

Sumber: Yahoo Finance
Keempat, stabilitas nilai tukar rupiah tetap terjaga. Selama kuartal I-2016, nilai tukar rupiah secara point to point (ptp) menguat sebesar 3,96 persen dan mencapai level Rp13.260 per USD. Penguatan terus berlanjut hingga April 2016 sebesar 0,55 persen (ptp) dan di tutup di level Rp13.188 per USD.

Sumber: BPS
Kelima, tingkat inflasi berada pada level yang rendah dan diperkirakan akan berada pada kisaran sasaran 2016 yaitu empat plus minus satu persen. Adapun Indeks Harga Konsumen (IHK) pada April 2016 secara month to month (mtm) di minus 0,45 persen dan secara year on year (yoy) di 3,60 persen.

Sumber: BI
Keenam, stabilitas sistem keuangan di kuartal I-2016 terus membaik, ditopang oleh ketahanan sistem perbankan (likuiditas dan permodalan meningkat) dan kinerja pasar keuangan yang cukup kuat. Sampai Maret 2016, ketahanan permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) di 21,8 persen dan Non Performing Loan (NP) di 2,8 persen (gross) dan 1,4 persen (net).
Namun demikian, kondisi stabilitas sistem keuangan masih menghadapi sejumlah tantangan seperti intermediasi masih lambat di mana pertumbuhan kredit hanya 8,7 persen (yoy) dan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) hanya 6,4 persen (yoy).
Sementara itu, efisiensi meningkat di mana Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) berada di angka 83,4 persen, dan kinerja Rumah Tangga (RT) masih melemah di mana pertumbuhan DPK individual RT di angka 4,1 persen (yoy).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id