Ilustrasi faktor pendorong pertumbuhan ekonomi - - Foto: dok Medcom
Ilustrasi faktor pendorong pertumbuhan ekonomi - - Foto: dok Medcom

Ini yang Bikin Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III Tetap Positif

Eko Nordiansyah • 05 November 2021 18:50
Jakarta: Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menyebut APBN hadir menopang kebutuhan utama masyarakat di masa penyebaran covid-19 varian delta. Kebutuhan penanganan pandemi dan dukungan pemenuhan kebutuhan pokok menjadi fokus utama di masa penerapan PPKM Level IV. 
 
Secara responsif, APBN disesuaikan untuk menghadapi tekanan yang terjadi melalui langkah-langkah refocusing pada alokasi anggaran kesehatan untuk penguatan sistem kesehatan, penanganan pandemi, dan vaksinasi. Selain itu, belanja perlindungan sosial juga diperluas dan diperpanjang untuk menjangkau masyarakat yang paling rentan terdampak agar tetap mampu memenuhi kebutuhan pokoknya. 
 
"Faktor tersebut mendukung kinerja konsumsi pemerintah tetap tumbuh positif 0,66 persen (yoy). Pertumbuhan positif konsumsi pemerintah ini cukup signifikan dibandingkan dengan nilai konsumsi pemerintah yang sangat tinggi di kuartal III-2020," kata dia dalam keterangan tertulis, Jumat, 5 November 2021.
 
Penerapan PPKM ketat juga berdampak pada tertahannya pertumbuhan konsumsi masyarakat serta aktivitas investasi, khususnya dari sektor swasta. Konsumsi rumah tangga tumbuh 1,03 persen (yoy), melambat dibandingkan kuartal II yang mencapai 5,96 persen (yoy). Hal ini sejalan dengan pergerakan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang cenderung berada dalam zona pesimis.
 
Sementara, Indeks Penjualan Ritel (IPR) juga berada dalam zona kontraksi pertumbuhan di sepanjang kuartal III. Di sisi lain, aktivitas investasi relatif mampu bertahan dengan tumbuh sebesar 3,74 persen (yoy). Meskipun turut terdampak oleh ketidakpastian, Febrio menilai aktivitas investasi masih bisa tumbuh kuat.
 
"Termasuk investasi bangunan yang ditopang oleh ekspansi belanja modal Pemerintah untuk keberlanjutan proyek-proyek infrastruktur strategis. Selain itu, importasi barang modal cukup tinggi terutama pada komponen mesin dan kendaraan terutama untuk mendukung aktivitas ekspor," ungkapnya.
 
Ia menambahkan, perdagangan internasional pun tumbuh tinggi. Kinerja ekspor mampu berkontribusi signifikan terhadap keseluruhan ekonomi periode ini dengan terus tumbuh positif sebesar 29,16 persen (yoy). Momentum pemulihan permintaan global yang diikuti dengan kenaikan harga komoditas menjadi faktor utama yang mendorong kinerja ekspor.
 
Di sisi lain, kinerja impor juga tumbuh tinggi mencapai 30,11 persen (yoy). Penguatan aktivitas impor juga tercermin dari indikator penerimaan bea masuk yang hingga 30 September 2021 tumbuh 13,7 persen (yoy). Dengan impor yang didominasi oleh barang modal dan bahan input, impor yang tumbuh kuat mengindikasikan aktivitas produksi pada periode berikutnya akan kuat juga.
 
Dari sisi produksi, sejalan dengan tingginya aktivitas ekspor, sektor industri pengolahan, perdagangan, dan pertambangan mampu tumbuh cukup kuat masing-masing sebesar 3,68 persen, 5,16 persen, dan 7,78 persen (yoy). Sementara itu, seiring dengan keberlanjutan proyek-proyek strategis nasional, sektor konstruksi tumbuh 3,84 persen (yoy). 
 
Geliat sektor strategis ini juga memberikan implikasi positif pada penyerapan tenaga kerja di sektor tersebut. Sektor industri pengolahan menjadi sektor dengan tingkat penyerapan tenaga kerja terbesar atau 1,22 juta pekerja hingga Agustus 2021. Sementara sektor perdagangan mampu menyerap 1,04 juta tenaga kerja pada periode yang sama. 
 
Namun demikian, terdapat beberapa sektor yang terdampak langsung oleh eskalasi kasus varian delta covid-19, khususnya sektor yang menunjang aktivitas pariwisata seperti pertumbuhan transportasi dan pergudangan, serta penyediaan akomodasi dan makan minum yang sedikit terkontraksi, masing-masing sebesar minus 0,72 persen dan minus 0,13 persen (yoy).
 
"Ke depan, pemulihan ekonomi diharapkan terus menguat hingga akhir 2021 seiring kondisi pandemi yang relatif terjaga dan percepatan pelaksanaan vaksinasi. Optimisme ini juga didasarkan pada tren pergerakan berbagai indikator, seperti indeks mobilitas masyarakat dan indeks belanja masyarakat, serta indeks PMI Manufaktur Indonesia," pungkas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan