Bank Indonesia (FOTO ANTARA/Rosa Panggabean)
Bank Indonesia (FOTO ANTARA/Rosa Panggabean)

Fed Rate Naik, BI Rate Diperkirakan Tetap 7,5%

Husen Miftahudin • 24 November 2015 16:55
medcom.id, Jakarta: Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan tetap mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di level 7,5 persen hingga akhir tahun depan. Hal ini dilakukan meski bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve, menaikkan tingkat suku bunga mereka.
 
Ekonom CReco Raden Pardede mengatakan, sejumlah data makroekonomi domestik telah menunjukkan angka perbaikan, terlihat dari menurunnya tingkat inflasi dan adanya tren pertumbuhan ekonomi. Harusnya, kondisi ini diiringi dengan tingkat BI rate yang rendah. Ia berharap, tingkat BI rate bisa di kisaran 2,5-3,5 persen, walau tidak ditampik sulit untuk diturunkan secara sekaligus. 
 
"Angka BI rate kita seharusnya sudah ada di kisaran itu," ujar Raden, ditemui dalam acara DBS Asian Insights Conference 2015, di The Ritz Carlton Pacific Place, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 52-53, Jakarta Selatan, Selasa (24/11/2015).

Ia menambahkan, pasca kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di akhir 2014, laju inflasi terus mengalami penurunan. Tren inflasi akan terus lebih rendah tergantung dari kinerja pemerintah dan BI untuk mengendalikan tingkat inflasi tersebut.
 
Kendati tanggung jawab pengendalian inflasi ada pada BI, namun kata Raden, seharusnya pemerintah juga berperan dalam mengendalikan laju inflasi. Karena pengendalian pada komponen inflasi volatile food dan administered price merupakan bagian dari tugas pemerintah.
 
"Dengan laju inflasi yang terkendali, maka tidak mungkin BI akan menaikkan BI rate dan sulit juga bagi bank sentral untuk menurunkan tingkat suku bunga. Di sisi lain, BI tidak akan melawan The Fed dengan menurunkan BI rate, kalau Fed Fund Rate dinaikkan," jelas dia.
 
Lebih lanjut, ia menilai, upaya mempertahankan BI rate di posisi sekarang ini akan lebih baik bagi pertumbuhan ekonomi dan neraca transaksi berjalan, sehingga diperkirakan mampu menjaga stabilitas rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD).
 
Namun demikian, lanjut dia, pihaknya tidak memungkiri bahwa kombinasi dari sikap The Fed dan BI dalam kebijakan moneter itu akan memicu terciptanya capital outflow dari Indonesia.
 
"Flow akan akan bergerak ke AS, tetapi banyak juga negara-negara yang memberi stimulus moneter. Sehingga, ada dana yang juga beredar ke emerging market, karena perbaikan di AS juga belum optimal," pungkas Raden.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan