Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Solikin M Juhro. MTVN/Husen Miftahudin.
Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Solikin M Juhro. MTVN/Husen Miftahudin.

Ekspektasi Pasar Sulit Ditebak Buat BI Tahan Suku Bunga

Husen Miftahudin • 01 Desember 2015 19:38
medcom.id, Jakarta: Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada pertengahan bulan lalu menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) Primer dalam rupiah sebesar 0,5 persen menjadi 7,5 persen dan mempertahankan tingkat suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 7,5 persen. BI mengambil langkah hati-hati meski stabilitas makroekonomi semakin membaik.
 
Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Solikin M Juhro mengaku, pihaknya mempertahankan BI Rate karena ekspektasi pasar yang sulit ditebak.
 
Pasar keuangan global yang bergerak tidak pasti, terutama karena kemungkinan kenaikan suku bunga Fed Fund Rate jadi alasan utama BI Rate dipertahankan di level 7,5 persen.

"Ekspektasi pasar, reaksinya susah ditebak. Itu yang selama ini harus diantisipasi. Kondisi yang tidak pasti ini yang kita lihat harus dikelola," ujar Solikin ditemui di Gedung BI, Jalan MH Thamrin No 2, Jakarta Pusat, Selasa (1/12/2015).
 
Selain itu, lanjut dia, BI juga mewaspadai arah kebijakan moneter bank sentral negara lain seperti Jepang, Tiongkok, dan Eropa.
 
"Keberagaman kebijakan ke arah bank sentral lain, ada kebijakan moneter PBoC (People's Bank of China) dan The Fed. Kita harus hati-hati," tuturnya.
 
Solikin menjelaskan, pertumbuhan ekonomi dunia saat ini tak melaju sekencang dulu yang mampu tumbuh hingga lima persen. Saat ini, pertumbuhan ekonomi dunia hanya mampu tumbuh sebesar 3,6 persen.
 
"Pertumbuhan ekonomi negara berkembang sudah melambat seperti India dan Tiongkok. Tiongkok sekarang di bawah tujuh persen, dulu bisa lebih dari 10 persen pertumbuhan ekonominya," papar dia.
 
Hal ini membuat BI dilema karena di sisi lain tengah mencari ruang untuk melonggarkan kebijakan moneternya.
 
"Ini kondisi dilema ketika kita cari kapan ruang itu ada guna jaga stabilitas dan kelola manfaatkan ruang mendorong pertumbuhan ekonomi," pungkas Solikin.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan