Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Askolani menjelaskan defisit anggaran 2018 semakin kecil lantaran penerimaan dan penyerapan anggaran pada tahun ini berjalan lebih baik.
"Karena defisit kita kecil makanya kita tak butuh APBNP. Kita sudah lama enggak defisit dua persen dalam 6-7 tahun," katanya dalam press tour Kementerian Keuangan di Nusa Dua, Bali, Rabu, 5 Desember 2018.
Menurutnya penurunan defisit anggaran akan membuat keseimbangan primer menjadi positif dan pembiayaan utang pun mengalami penurunan. Dengan demikian, pemerintah tak lagi memerlukan tambahan pembiayaan utang dari investor.
"Dampaknya kita bisa kurangi pembiayaan utang dan kita bisa bilang ke investor kalau kita tak butuh lagi tambahan pembiayaan utang. Kalau ini berkurang kita bisa mengurangi beban utang," imbuh dia.
Namun demikian, pemerintah tetap menjaga kondisi fiskal agar tetap ekspansif melalui penerimaan pajak dan belanja negara yang lebih produktif. Misalnya program dana desa yang kian efektif menggenjot perekonomian daerah.
"Fiskal tetap ekspansif lewat penerimaan pajak dan juga diarahkan ke arah yang lebih produktif lagi," tuturnya.
Adapun defisit anggaran tahun depan diperkirakan terjaga pada level 1,84 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Proyeksi itu merujuk pada capaian 2018 yang lebih baik dibandingkan dengan asumsi makro yang telah disusun sebelumnya.
Sampai dengan 31 Oktober, defisit APBN 2018 tercatat sebesar 1,6 persen dari PDB. Sementara akhir November defisit APBN 2018 diperkirakan sebesar 1,63 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News