"Saya ingin mengajak Jepang berinvestasi di Natuna," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jumat, 10 Januari 2020.
Jokowi mengapresiasi kerja sama dengan Jepang di Natuna dalam pembangunan sentra kelautan dan perikanan terpadu untuk fase pertama. Dia berharap Jepang segera mengucurkan modal untuk fase kedua.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu ingin kedua negara tetap menjalin hubungan baik. Jepang, kata dia, mitra utama Indonesia dalam perdagangan.
Menlu Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendampingi Jokowi dalam pertemuan itu. Sementara itu, Motegi didampingi Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masafumi Ishii beserta jajaran eksekutifnya.
Di sisi lain, Natuna tengah menjadi sorotan usai tensi hubungan diplomatik Indonesia dan Tiongkok memanas lantaran kapal nelayan Tiongkok bertahan di perairan Natuna. Kapal-kapal asing tersebut ngotot menangkap ikan berjarak sekitar 130 mil dari perairan Ranai, Natuna.
Berdasarkan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (UNCLOS) 1982, perairan Natuna menjadi zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia. Tiongkok tidak memiliki hak apa pun atas perairan itu. Namun, Tiongkok secara sepihak mengeklaim kawasan itu masuk ke wilayah mereka.
TNI mengerahkan delapan Kapal Republik Indonesia (KRI) berpatroli untuk pengamanan perairan Natuna. Kapal Tiongkok disebut telah meninggalkan perairan Natuna usai kunjungan Jokowi ke lokasi, Rabu, 8 Januari 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News