"Saya ingin menyampaikan kalau BI dalam pertemuan bulanan kemarin melakukan kajian, kita betul-betul melihat berdasarkan data. Faktor yang paling besar adalah kuncinya ekonomi dunia perkembangannya lebih buruk dari bulan sebelumnya," kata Agus, di Gedung BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (18/9/2015).
Dirinya menambahkan, perekonomian dunia yang lebih buruk dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi di Amerika Serikat (AS) yang juga tidak secepat prediksi. Selain itu, juga dipengaruhi oleh ekonomi Tiongkok yang masih menunjukan pelemahan.
"Jadi kalau perkembangan ekonomi dunia lebih buruk itu tanda bahwa AS perbaikan ekonominya tidak secepat yang diperkirakan. Yang kedua, Tiongkok. Tiongkok ekonominya melemah," terangnya.
Bahkan, lanjut Agus, untuk Tiongkok banyak yang memprediksi jika pelemahan ekonomi Tiongkok bisa mencapai di bawah tujuh persen atau mungkin akan lebih lemah dari yang diprediksi tersebut.
Selain itu, masih kata Agus, pelemahan harga komoditi juga diprediksi masih terus berlanjut. Berdasarkan future market, delapan komoditi utama Indonesia untuk harga komiditi ekspor Indonesia seluruhnya turun. Serta harga minyak yang juga mengalami penurunan.
"Jadi kondisi ekonomi dunia yang ditandai dengan adanya repricing. Repricing itu adalah di bidang nilai tukar yang sekarang semua sedang menuju normal yang baru," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id