"Kita lihat bahwa pertumbuhan kita masuk dalam tren positif dari minus 5,32 persen menjadi minus 3,49 persen. Kita berharap bahwa di kuartal keempat nanti bisa antara minus 1,6 persen sampai dengan positif 0,6 persen," ujar Airlangga dalam acara Jakarta Food Security Summit (JFSS) Kelima secara virtual di Jakarta, Rabu, 18 November 2020.
Airlangga menjelaskan bahwa perbaikan ekonomi mulai tercermin pada kuartal III-2020. Pengungkitnya berasal dari konsumsi pemerintah yang tumbuh hingga mencapai sebanyak 9,76 persen.
Dalam hal ini, pemerintah berharap sektor swasta dalam bentuk investasi bisa mengikuti jejak konsumsi pemerintah yang bisa tumbuh positif di kuartal IV-2020. Jika investasi meningkat, Airlangga pede pertumbuhan ekonomi pada kuartal keempat akan lebih baik dari dua kuartal sebelumnya.
"Namun kalau kita lihat juga pertumbuhan kita kuartal to kuartal itu 5,05 persen. Sehingga tentu kalau ini bisa dipertahankan, maka di Desember itu akan positif," tegas dia.
Adapun pada 2021 perekonomian nasional diproyeksi akan kembali normal seperti kondisi pracovid-19. Berbagai lembaga bahkan menilai pertumbuhan ekonomi RI bakal tumbuh positif, pemerintah sendiri outlook-nya tumbuh di kisaran lima persen.
Melihat dari sisi lapangan usaha, pendongkrak pertumbuhan ekonomi pada kuartal-kuartal selanjutnya ditopang oleh beberapa sektor seperti pertanian dan kehutanan. Kemudian juga berbagai sektor lain, terutama informasi dan komunikasi (infokom) yang juga masih tumbuh positif secara tahun ke tahun.
"Secara kuartal to kuartal mulai dari industri pengolahan, pertanian, perdagangan, konstruksi, semuanya mengalami kenaikan. Ini yang menunjukkan bahwa kita berada dalam tren yang positif," pungkas Airlangga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News