Namun, dirinya tidak mau memperdebatkan kapan persisnya resesi mulai dialami oleh Indonesia. Ia mengatakan hal tersebut bisa ditunjukkan dengan data pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Kalau resesi ya sebetulnya kita tahun ini sudah resesi. Tidak penting bilang persisnya kapan, tanggal berapa resesinya mulai dirasakan," kata Febrio dalam webinar bertema Tax Challenges and Reforms to Finance the Covid-19 Recovery and Beyond, Kamis, 1 Oktober 2020.
Febrio mengatakan biasanya ekonomi Indonesia tumbuh di kisaran lima persen. Namun, tahun ini bahkan sejak kuartal I, ekonomi dalam negeri sudah mengalami kontraksi dan menunjukkan tanda-tanda pelemahan secara keseluruhan.
"Perlambatan aktivitas ekonomi secara berkepanjangan kalau kuartal I turun tajam kita belum tahu resesi, karena kita enggak tahu sampai kapan. Tapi sekarang kuartal II sudah (minus) dan kuartal III (kemungkinan) juga, jadi ya iya kita satu tahun ini jelas resesi," tutur Febrio.
Kendati demikian, yang perlu digarisbawahi bahwa Indonesia tidak sendiri dalam mengalami resesi. Sebab, 92 persen negara di dunia mengalami hal yang sama.
Febrio mempertegas resesi yang dialami Indonesia bahkan masih lebih baik dibandingkan dengan negara lain. Banyak negara, kata dia, mengalami pertumbuhan minus 10-12 persen. Bahkan, India minus hingga 24 persen.
Dirinya menambahkan yang terpenting adalah bagaimana pemerintah masing-masing negara merespons perlambatan dan resesi tersebut. Ia bilang ada yang berhasil dan ada yang kurang berhasil.
"Di sinilah bagaimana pemerintah dunia merespons perlambatan ekonominya masing-masing sebab ini jenis krisis yang belum pernah ada. Jelas ini masalah berat, kita melakukan perhitungan yang hati-hati dalam kapasitas fiskal yang kita punya," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id