Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)

Kebijakan Ekonomi Global Hadapi Tiga Tantangan

Eko Nordiansyah • 01 Agustus 2016 11:26
medcom.id, Nusa Dua: Bank Indonesia (BI) menyebut setidaknya terdapat tiga tantangan yang harus dihadapi oleh ekonomi global saat ini. Ketiga tantangan ini berkaitan dengan upaya para bank sentral dunia guna mengelola stabilitas dan pertumbuhan di tengah divergensi kebijakan ekonomi dan moneter negara maju.
 
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, tantangan pertama yang harus dihadapi adalah bagaimana strategi mengejar target pertumbuhan usai krisis keuangan global. Kedua, mengenai bagaimana kebijakan moneter yang optimal dapat ditempuh dalam perekonomian yang terbuka.
 
"Ketiga, bagaimana mencapai stabilitas keuangan di tengah keragaman (divergensi) kebijakan moneter dunia. Ketiga topik tersebut secara khusus dikupas di dalam seminar," kata Agus, di Hotel Sofitel, Nusa Dua, Bali, Senin (1/8/2016).

Senada dengan hal tersebut, Presiden Federal Reserve Bank of New York (The Fed) William C. Dudley menyampaikan, beragamnya kebijakan ekonomi dan moneter didominasi negara-negara ekonomi terbesar di dunia. Hal ini bisa saja berdampak pada risiko di negara-negara berkembang yang ada di dunia.
 
"Beragamnya kebijakan tersebut dapat menimbulkan risiko tersendiri, yang memberi tantangan bagi otoritas di negara-negara timur maupun barat. Para pembuat kebijakan dipacu untuk menyusun kebijakan yang bertujuan mendukung pertumbuhan dan memitigasi risiko, sekaligus mempertahankan stabilitas moneter dan keuangan," jelas Dudley.
 
Dudley menambahkan, kebijakan moneter tidak bisa statis, namun harus mampu menyesuaikan dengan kondisi perekonomian. Terdapat dua langkah penting pengambilan kebijakan moneter. Langkah pertama adalah mempertimbangkan secara ekspansif ekosistem ekonomi global. Untuk itu, pengambilan kebijakan moneter harus dilakukan secara cepat. Langkah kedua adalah dengan berkomunikasi secara jelas dan konsisten.
 
Untuk diketahui, penyelenggaran seminar oleh BI dan the Fed ini merupakan bagian dari penyelenggaraan pertemuan eksekutif bank sentral Asia Timur dan Pasifik atau Executives Meeting of East Asia-Pacific Central Banks (EMEAP). Terdapat 11 jurisdiksi yang menjadi anggota EMEAP, yaitu Australia, Selandia Baru, Indonesia, Thailand, Malaysia, Filipina, Singapura, Hong Kong, Tiongkok, Korea, dan Jepang.
 
Dalam seminar, secara umum dibahas mengenai latar belakang pentingnya penyelenggaraan seminar, yaitu adanya babak baru dalam perkembangan ekonomi global yang ditandai dengan semakin beragamnya kondisi pemulihan ekonomi dan kebijakan yang diambil negara-negara di dunia. Selain itu, dibahas pula mengenai dampak Brexit terhadap perekonomian global dan regional.
 
"Melalui seminar ini, ditekankan mengenai pentingnya penyusunan kebijakan bank sentral yang baik, serta perlunya upaya mengatasi kerentanan dan memperkuat fondasi sistem keuangan," tutup Agus.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan