"Harga komoditas membaik maka neraca perdagangan kita surplusnya besar. Harga komoditas banyak pengaruhnya dari ekonomi Tiongkok, karena ekonomi Tiongkok adalah pembeli terbesar untuk komoditas di dunia," kata Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara di Jakarta, Senin (15/8/2016).
Dirinya menambahkan, harga komoditas sebenarnya mengalami sedikit penurunan pada kuartal II dibandingkan kuartal I tahun ini. Namun secara year to date harga komoditas sudah kembali naik.
Mirza berharap jika perekonomian Tiongkok terus melanjutkan tren perbaikan. Hal ini tentunya perlu dibarengi dengan kebijakan nilai tukar yuan yang ditetapkan oleh bank sentral Tiongkok, lebih stabil.
"Ekonomi Tiongkok mudah-mudahan bisa membaik, itu perbaikannya enggak signifikan. Ekonomi Tiongkok akan berpengaruh ke harga komoditas dan kebijakan kurs Tiongkok, karena kebijakan kurs Tiongkok akan mempengaruhi kurs negara lain," jelas dia.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja neraca perdagangan sepanjang Juli 2016 mengalami surplus sebesar USD598,3 juta. Adapun surplus terjadi lantaran kinerja ekspor jauh lebih baik dibandingkan dengan kinerja impor.
Kepala BPS Suryamin menjelaskan, surplus tersebut terbentuk karena nilai ekspor mencapai sebesar USD9,51 miliar atau lebih besar dibandingkan dengan nilai impor yang tercatat sebesar USD8,92 miliar. Sedangkan secara kumulatif (neraca perdagangan) Januari-Juli tercatat sebesar USD4,17 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News