Menanggapi hal tersebut, Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro nampaknya mempertimbangkan usulan legislatif untuk menekan asumsi pertumbuhan ke batas bawah. Namun, meskipun dimungkinkan adanya ruang pemangkasan target pertumbuhan ekonomi, Pemerintah tetap akan menaruhnya di atas level lima persen.
"Ya pokoknya saya 5,1 persen oke, pokoknya di atas lima persen harus, itu keseluruhan," kata Bambang di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin, 6 Juni.
Menurut dia, keharusan di atas lima persen tak lepas dari keyakinan bahwa kuartal-kuartal berikutnya faktor yang mempengaruhi pertumbuhan akan lebih baik lagi, terutama pada komponen konsumsi rumah tangga yang yang diharapkan jadi pendorong pertumbuhan bisa tumbuh 5,1 tahun ini dengan menjaga level inflasi pada level empat persen.
"Kuartal ke kuartal yang bisa jadi trigger atau pendorong yakni untuk kuartal kedua berkaca dari inflasi yang terjaga diharapkan akan menjaga stabilitas konsumsi rumah tangga, realisasi belanja pemerintah, belanja proyek infrastruktur yang berlanjut. Kuartal dua nanti kita lihat, di atas lima persen lah mudah-mudahan," tambah Bambang.
Di kuartal kedua dan ketiga, kata Bambang, dirinya berharap dengan adanya bulan Ramadan dan Idul Fitri diharapkan dapat meningkatkan konsumsi rumah tangga, serta juga mempengaruhi konsumsi pemerintah dan investasi yang diperkirakan tinggi, pencairan gaji ke 13 dan THR untuk PNS. Serta diharapkan ekspor impor sudah kembali ke teritori positif.
"Akan lebih baik dari kuartal pertama (4,9 persen) mudah-mudahan. Insya Allah, mumpung lagi bulan puasa," tutur dia.
Sementara untuk kuartal terakhir tentu diperkirakan akan tumbuh lebih besar yang mana akan sangat dipengaruhi oleh perayaan natal dan tahun baru. Tak hanya itu, akan ada penumpukan realisasi dan penyerapan belanja pemerintah baik pusat maupun daerah dan juga investasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News