“Kami menurunkan proyeksi pertumbuhan tahun depan, bukan 5,2 persen. Kami sekarang memproyeksikan lima persen untuk tahun depan,” kata Ekonom Senior ADB Henry Ma dalam acara Asian Development Outlook 2022 Update on Indonesia dilansir Antara, Rabu, 21 September 2022.
Henry menjelaskan penurunan proyeksi tersebut akibat ada normalisasi baik dari sisi konsumsi dan ekspor sehingga pertumbuhannya tidak akan setinggi pada 2022.
Baca juga: ADB Pangkas Prospek Pertumbuhan Ekonomi Negara Berkembang Asia Jadi 4,3% |
Ekspor Indonesia pada 2022 mengalami keuntungan dari peningkatan harga komoditas sehingga pertumbuhannya tinggi dan kontribusinya terhadap pertumbuhan maupun penerimaan negara juga besar.
“Konsolidasi fiskal berlanjut dan ekspor melambat dari rekor ekspansi mereka tahun ini,” ujarnya.
Selain itu, ia menuturkan kondisi ekonomi global tahun depan akan diwarnai ketidakpastian sehingga Indonesia harus mewaspadai lingkungan makro ekonomi global yang menjadi kurang ramah.
Kondisi itu akan berdampak pada investasi yang tidak terlalu kuat mengingat ketidakpastian global mendorong para investor untuk lebih berhati-hati dalam menanamkan modalnya.
Sementara itu langkah konsolidasi fiskal turut menahan pertumbuhan mengingat akan berdampak pada belanja pemerintah yang tidak berkontribusi positif mulai 2022 dan berlanjut sampai tahun depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News