"Realisasi ini lebih tinggi dari pencapaian periode yang sama tahun lalu sebesar Rp247,5 triliun atau 13 persen," kata Sri dalam konferensi pers di Gedung Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, Jakarta, Senin 17 April 2017.
Sri menuturkan, pendapatan berasal dari penerimaan perpajakan Rp237,7 triliun dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp Rp57,4 triliun. Penerimaan pajak sudah mencapai 15,9 persen dari target Rp1.498,9 triliun.
Menurutnya, peningkatan pendapatan negara ini tak terlepas dari sumbangan dana amnesti pajak. Sebab itu, Direktorat Jenderal Pajak diminta tetap fokus menggunakan hasil amnesti untuk meningkatkan penerimaan pajak berkelanjutan.
"Agar sampai akhir tahun, target penerimaan kita jadi lebih besar. Kita tahu, sampai kuartal pertama ini dari tax amnesty, jadi saya minta DJP untuk fokus menggunakan hasil tax amnesty," tambahnya.
Sementara itu, belanja negara hingga 31 Maret 2017 mencapai Rp400 triliun atau 19,2 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan tahun lalu sebesar Rp390,9 triliun. Belanja pemerintah pusat atau K/L Rp92,4 triliun juga lebih tinggi dari periode yang sama tahun 2016. Sedangkan belanja non K/L sebanyak Rp 112 triliun dan realisasi transfer daerah Rp195,2 triliun.
"Dari sisi prosentasi maupun nominal, nominalnya 92,4 lebih tinggi dari 82,7," tambahnya.
Adapun realisasi asumsi makro hingga 31 Maret 2017, inflasi mencapai 3,6 persen dan suku bunga 5,2 persen. Realisasi nilai tukar rupiah sebesar Rp13.348 lebih tinggi dibandingkan APBN 2017 yaitu Rp13.300 per USD.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id