Menurut Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Indonesia saat ini tak bisa menerapkan suku bunga negatif. Dia menjelaskan tidak ada negara berkembang atau emerging market yang menerapkan suku bunga negatif.
"Emerging market mana ada yang negative rate," kata Bambang di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (12/2/2016).
Dirinya menjelaskan, negara yang menerapkan suku bunga negatif biasanya merupakan negara yang sudah maju atau matang ekonominya. Negara yang sudah tidak memerlukan pertumbuhan atau susah untuk tumbuh lagi.
"Yang negatif itu yang sudah mature (dewasa), seperti Eropa, Jepang, yang susah untuk tumbuh lagi," ujar dia.
Mantan Dekan FE UI ini mengatakan, suku bunga merupakan instrumen untuk mendorong pertumbuhan. Untuk negara seperti Indonesia, masih sangat memungkinkan untuk tumbuh lebih tinggi. Lagi pula, lanjut Bambang, sulit bagi Indonesia untuk mengikuti gaya negara-negara tersebut, melihat saat ini suku bunga acuan yang ditetapkan Bank Indonesia masih berada pada level 7,25 persen.
"Masih 7,25 persen, bagaimana mau negative rate, bagaimana caranya? Lagi pula kita enggak perlu negatif, potensi tumbuh kita masih jauh lebih besar dari mereka," jelas Bambang.
Sekadar informasi, bank sentral Jepang menetapkan suku bunganya -0,1 persen, bank sentral Denmark -1 persen, bank sentral Eropa -0,3 persen, bank sentral Swiss -0,75 persen, dan terakhir bank sentral Swedia -0,35 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id