"RDG memutuskan untuk mempertahankan BI rate sebesar 7,50 persen sejalan dengan upaya membawa inflasi sesuai sasaran 4 plus minus 1 persen pada 2015 dan 2016," ujar Gubernur BI Agus Martowardojo, di Gedung BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (18/8/2015).
Dirinya menambahkan, perekonomian global saat ini masih diliputi ketidakjelasan akibat ketidakpastian kenaikan Fed Fund Rate di Amerika Serikat. Selain itu, juga dipengaruhi oleh perkiraan membaiknya perekonomian Eropa diiringi dengan menurunnya tekanan dari krisis Yunani setelah diterimanya bailout oleh Parlemen Yunani.
Tak hanya itu, perekonomian Indonesia di kuartal II-2015 juga mengalami pelemahan, di mana hanya tercatat sebesar 4,67 persen akibat dari melemahnya investasi dan belanja pemerintah. Namun, pemerintah dan BI berkomitmen untuk mendukung secara maksimal pertumbuhan ekonomi di masa-masa mendatang.
Untuk itu, BI akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah, tidak saja dalam mengendalikan inflasi dan defisit transaksi berjalan, tetapi juga dalam mempercepat stimulus fiskal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Karena itu, BI mendukung upaya pemerintah pusat dan daerah untuk mempercepat realisasi proyek-proyek infrastruktur dan melanjutkan berbagai kebijakan struktural untuk menumbuhkan optimisme pelaku ekonomi terhadap perbaikan prospek perekonomian Indonesia," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
