medcom.id, Semarang: Meski Standard and Poors (S&P) masih menahan rating investment grade Indonesia, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo meyakini, rating dari lembaga pemeringkat utang internasional itu tak akan mempengaruhi minat investor asing untuk berinvestasi.
"Saya melihat antusiasme dunia kepada Indonesia tetap tinggi," kata Agus di Hotel Gumaya, Semarang, Jawa Tengah, Jumat 31 Maret 2017.
Menurutnya, minat investor terhadap Indonesia tak cuma dilihat dari faktor rating tapi melalui fundamental perekonomian. Agus mengklaim, neraca perdagangan dan transaksi defisit dalam negeri terus mengalami perbaikan.
"Apalagi dengan kita punya neraca perdagangan terus baik, transaksi berjalan defisitnya terus membaik, dan inflasi yang cukup terjaga, itu menunjukkan fundamental kita cukup baik," tuturnya.
Lagi pula, kata Agus lembaga pemeringkat lain, Moodys Investors Service (Moodys) dan Fitch Rating telah mengafirmasi rangking ini sejak 2011. Itu sudah lebih dari cukup untuk meyakinkan para investor.
"Moody's dan Fitch Rating sudah sejak 2011 memberikan Indonesia rating investment grade. Kalau S&P belum memberikan kita menghormati itu adalah kewenangannya mereka," tandasnya.
Sekadar informasi, S&P masih mempertahankan rating Indonesia satu notch di bawah investment grade. Peringkat Indonesia pada Juni 2016 ialah BB+ dengan outlook positif.
S&P mempermasalahkan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) perbankan dalam negeri yang dinilai tinggi. Per Januari 2017, NPL gross meningkat menjadi 3,1 persen lebih tinggi dibandingkan dengan NPL gross Desember 2016 sebesar 2,9 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News