Kepala BPS Margo Yuwono. Foto: Dokumen BPS
Kepala BPS Margo Yuwono. Foto: Dokumen BPS

BPS Catat Deflasi 0,21% pada Agustus 2022

Antara • 01 September 2022 13:46
Jakarta: Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat deflasi sebesar 0,21 persen pada Agustus 2022 atau adanya penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 111,8 pada Juli menjadi 111,57.
 
“Secara month-to-month (mtm) pada Agustus terjadi deflasi 0,21 persen. Ini merupakan yang terdalam sejak September 2019, yang saat itu terjadi deflasi 0,27 persen,” kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers, dilansir Antara, Kamis, 1 September 2022.
 
Margo menjelaskan komoditas utama penyumbang deflasi pada Agustus yang sebesar 0,21 persen (mtm) ini berasal dari bawang merah, cabai merah, cabai rawit, minyak goreng dan daging ayam ras.
 
Baca juga: Survei BI: Minggu Keempat Agustus Deflasi 0,13% 

Dengan terjadinya deflasi pada Agustus, maka inflasi tahun kalender Agustus 2022 terhadap Desember 2021 sebesar 3,63 persen dan inflasi tahun ke tahun (yoy) Agustus 2022 terhadap Agustus 2021 sebesar 4,69 persen.

Ia mengatakan dari 90 kota IHK terdapat sebanyak 79 kota yang mengalami deflasi. Adapun inflasi tertinggi terjadi di Ambon sebesar 0,82 persen sedangkan deflasi terdalam terjadi di Tanjung Pandan sebesar 1,65 persen.
 
Secara rinci berdasarkan pulau, seluruh kota di Sumatra mengalami deflasi dengan yang terdalam terjadi di Tanjung Pandan sebesar 1,65 persen.
 
Untuk kota-kota di Pulau Jawa, deflasi terdalam terjadi di Sumenep sebesar 1,13 persen sedangkan inflasi tertinggi terjadi di Surabaya sebesar 0,26 persen.
 
Sementara untuk Bali dan Nusa Tenggara, semua kota mengalami deflasi dengan yang terdalam terjadi di Singaraja sebesar 1,48 persen.
 
Untuk di Pulau Kalimantan, deflasi terdalam terjadi di Sintang sebesar 0,96 persen. Sedangkan inflasi tertinggi terjadi di Palangkaraya sebesar 0,28 persen.
 
Sedangkan untuk Pulau Sulawesi, deflasi terdalam terjadi di Baubau sebesar 0,71 persen dan inflasi tertinggi terjadi di Luwuk sebesar 0,54 persen.
 
Terakhir yaitu Maluku dan Papua, deflasi terdalam terjadi di Tual sebesar 0,91 persen sedangkan inflasi tertinggi terjadi di Ambon sebesar 0,82 persen.
 
Margo melanjutkan, jika dilihat berdasarkan komponen maka deflasi pada Agustus 2022 sebesar 0,21 persen (mtm) ini disebabkan karena deflasi pada komponen harga bergejolak sedangkan komponen inti dan harga diatur pemerintah masih mengalami inflasi.
 
“Pada komponen harga bergejolak ini memberi andil deflasi pada Agustus sebesar 0,51 persen dan kalau dilihat penyebab utamanya berasal dari komoditas bawang merah, cabai merah, dan cabai rawit,” jelasnya.
 
Meski demikian, ia mengatakan pada komponen harga bergejolak masih terdapat komoditas yang mengalami inflasi yaitu utamanya adalah beras dan telur ayam ras.
 
Untuk komponen inti memberi andil kepada inflasi Agustus sebesar 0,24 persen dengan komoditas yang mendorong berasal dari uang kuliah untuk akademi dan perguruan tinggi, uang sekolah dasar serta tarif kontrak rumah.
 
“Ini karena pada Agustus terdapat penerimaan mahasiswa baru. Itu membuat terjadinya kenaikan kalau dibanding bulan sebelumnya,” sebutnya.
 
Sementara komponen harga diatur pemerintah memberi andil ke inflasi sebesar 0,06 persen karena kenaikan bahan bakar rumah tangga dan tarif listrik.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan