Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. FOTO: dok Kemenkeu
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. FOTO: dok Kemenkeu

Hadapi Pandemi Berikutnya, Menkeu: Presidensi G20 Indonesia Siap Perkuat Arsitektur Kesehatan Global

Angga Bratadharma • 11 Oktober 2022 14:21
Jakarta: Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan pandemi covid-19 yang dihadapi semua negara di dunia sangat merugikan. Pasalnya, tidak hanya mengancam kesehatan namun juga berimplikasi pada ekonomi dan sosial.
 
Untuk itu, lanjutnya, Presidensi G20 Indonesia berupaya memperkuat arsitektur kesehatan global untuk mempersiapkan kemungkinan terjadinya pandemi lainnya ke depan. "Kita tahu dunia belum siap menghadapi pandemi semacam ini," kata Sri Mulyani, dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 11 Oktober 2022.
 
"Itu lah sebabnya sejak 2020, G20 meminta panel independen untuk benar-benar meninjau apakah dunia bisa lebih mempersiapkan diri, karena pandemi semacam ini tidak akan menjadi yang pertama dan terakhir, dan mungkin frekuensi pandemi berikutnya akan lebih banyak lagi," tambahnya, saat menjadi pembicara utama sesi Keynote Dialogue.

Dalam rangkaian kegiatan Special Event Toward G20 di Washington DC, Amerika Serikat, ia menambahkan, pembahasan kesiapsiagaan merespons pandemi ini mulai diangkat dalam Presidensi G20 di Roma, Italia. Salah satunya dengan membentuk Financial Intermediary Fund (FIF) dalam rangka mendukung tata kelola kesehatan global.
Baca: Waspada! Uang Bisa Sebabkan Mental Illness, Ini Cara Mengatasinya

Menurutnya sebagian besar negara anggota G20 memberikan dukungan kuat bahwa WHO perlu diperkuat dalam hal efektivitas, kredibilitas, serta sumber daya yang lebih memadai.
 
Terlebih jika terkait dengan pandemi atau juga perubahan iklim, dunia dihadapkan pada kesenjangan antara isu yang perlu ditangani disandingkan dengan ketidakseimbangan tata kelola atau sumber daya masing-masing negara yang menciptakan respon berbeda.
 
"Khususnya dalam pandemi, kita melihat WHO sebagai tata kelola atau otoritas kesehatan global perlu dibenahi dan kemudian G20 sebagai forum utama ekonomi global memutuskan bahwa kita perlu mendukung melalui pembentukan dari FIF ini," jelasnya.
 
FIF telah didirikan di bawah World Bank sebagai wali amanat. Saat ini FIF telah memiliki 15 kontributor yakni 12 kontributor berasal dari anggota G20 dan tiga filantropi internasional dengan dana yang terkumpul mencapai USD1,373 miliar.
 
"Kami sekarang tidak membahas apakah kami membutuhkan FIF, tetapi kami berbicara tentang apa yang akan menjadi tata kelola agar kami dapat menggunakan dana USD1,373 miliar dalam hal bagaimana kami akan memperkuat respons kesiapsiagaan pandemi terutama di negara berkembang," pungkas Menkeu.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan