Dalam sambutannya pada pembukaan Rakornas Pengendalian Inflasi 2022, Jokowi menyampaikan inflasi tersebut masih didukung dengan tidak naiknya harga BBM, listrik dan elpiji, di tengah krisis energi yang dihadapi dunia.
"Angka inflasi di 4,94 persen tadi masih didukung dengan ketidaknaikan, tidak naiknya harga BBM kita, pertalite, pertamax, solar, elpiji, listrik, itu bukan harga sebenarnya, bukan harga keekonomian itu, harga yang disubsidi pemerintah," kata Presiden di Istana Merdeka, Jakarta, dilansir Antara, Kamis, 18 Agustus 2022.
Baca juga: Pasang Target Inflasi 3,3% di 2023, Pemerintah Kudu Kerja Keras |
Jokowi menjelaskan pemerintah memberikan subsidi energi sebesar Rp502 triliun untuk menahan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang berpotensi meningkatkan laju inflasi.
Sebelumnya, Jokowi juga menyinggung bahwa secara keekonomian, harga pertalite seharusnya sudah mencapai Rp17.100 per liter.
Namun di tengah kenaikan harga minyak mentah dunia, pemerintah masih mempertahankan harga pertalite sebesar Rp7.650 per liter.
Di sisi lain, ia khawatir APBN tidak selalu kuat untuk mengalokasikan subsidi demi menjaga laju inflasi.
"Harga yang disubsidi pemerintah yang besarnya subsidinya Rp502 triliun, angkanya gede sekali. Ini yang harus kita tahu untuk menahan agar inflasi tidak tinggi, tapi apakah terus menerus APBN akan kuat," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News