Sri Mulyani Indrawati dinobatkan sebagai Menteri Keuangan (Menkeu) of the Year. (FOTO: Agus Tri H/Biro KLI Kemenkeu)
Sri Mulyani Indrawati dinobatkan sebagai Menteri Keuangan (Menkeu) of the Year. (FOTO: Agus Tri H/Biro KLI Kemenkeu)

Annual Meeting IMF-WB 2018

Sri Mulyani Dinobatkan jadi Menkeu of the Year Asia Pasifik Timur

Eko Nordiansyah • 13 Oktober 2018 23:52
Nusa Dua: Sri Mulyani Indrawati dinobatkan sebagai Menteri Keuangan (Menkeu) of the Year di Asia Pasifik Timur 2018 versi majalah Global Markets. Penghargaan ini diberikan di tengah Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia yang digelar di Bali 2018.
 
Penghargaan ini diberikan karena Sri Mulyani dianggap berhasil menghadapi tantangan setelah sebelumnya menjabat Direktur Pelaksana Bank Dunia. Dirinya dianggap mampu mempertahankan reputasi keuangan Indonesia di tengah kondisi yang lebih menantang.
 
Sri Mulyani mengatakan perekonomian Indonesia menawarkan potensi besar tetapi memberikan beban persoalan yang serius bagi Kementerian Keuangan. Pengumpulan pajak telah lama menjadi masalah di negara ini, tetapi pemerintah juga berjuang untuk membelanjakan uangnya.

"Bagi kami, reformasi di bidang perpajakan bukanlah kemewahan maupun pilihan. Itu adalah keharusan. Kita terus berupaya meningkatkan kepatuhan pembayar pajak di Indonesia. Tidak ada negosiasi," ujar Sri Mulyani di Nusa Dua, Bali, Sabtu, 13 Oktober 2018.
 
Dirinya menambahkan, Indonesia bekerja sama dengan komunitas global berkomitmen dengan Automatic Exchange of Information (AEOI). Di samping itu, pemerintah juga berkoordinasi dengan negara-negara untuk menghindari Base Erotion and Profit Shifting (BEPS).
 
Menurut Menkeu kebijakan fiskal dan anggaran negara, yang merupakan dua alat fundamental untuk mengarahkan pembangunan ekonomi, harus dapat dipercaya dan menjadi tulang punggung reformasi kebijakan.
 
"Dengan sinergi dan dukungan berbagai pemangku kepentingan, reformasi fiskal dapat dipertahankan dalam tiga aspek penting dari anggaran negara Indonesia, yaitu pendapatan, pengeluaran, dan pembiayaan. Semua bertujuan untuk membangun anggaran negara yang lebih sehat, penuh kehati-hatian, dan lebih produktif," jelas dia.
 
Menurut Global Markets, Sri Mulyani telah mengatasi dua persoalan, yaitu pengumpulan pajak dan penyerapan anggaran pemerintah. Pengumpulan pajak tahun lalu mencapai 91 persen dari target, sebuah lompatan besar, dari pencapaian 83 persen pada dua tahun sebelumnya.
 
Sedangkan serapan APBN meningkat dari 73 persen pada 2016 menjadi 97 persen pada 2017, level tertinggi dalam enam tahun. Instrumen APBN juga berperan untuk mengurangi kemiskinan, isu yang menjadi perhatian besarnya.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan