Ia mengungkapkan salah satu alasan penghematan anggaran ini adalah meningkatnya ketidakpastian global akibat kenaikan harga pangan dan energi. Apalagi kenaikan harga-harga berpotensi mendorong inflasi lebih tinggi sehingga diperlukan kesiapan dari sisi anggaran untuk mengantisipasinya.
"Tahun ini kan tantangan dan ancaman terbesar adalah inflasi, makanya itu yang jadi fokus kita. Tentu kesehatan tetap kita jaga. Oleh karena itu, belanja k/l yang tidak perlu atau yang dianggap tidak prioritas itu bisa dikurangi," kata dia, ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Selasa, 31 Mei 2022.
Sri Mulyani membantah penghematan anggaran di k/l ini dilakukan karena kurangnya tambahan subsidi dan kompensasi oleh pemerintah. Menurutnya pemerintah ingin menjaga agar porsi belanja tetap disesuaikan dengan kebutuhan.
"Kalau posisi seluruh APBN kita Rp2.750 triliun total belanjanya dengan kenaikan subsidi dan kompensasi mungkin bisa mendekati Rp3.000 triliun, itu tidak mungkin seluruhnya diakomodasi," ungkapnya.
Menjaga daya beli masyarakat
Ia menambahkan pemerintah saat ini fokus saat ini adalah menjaga daya beli masyarakat, melindungi rakyat, serta melindungi pemulihan ekonomi. Oleh itu, instrumen anggaran negara akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut."Sehingga seluruh belanja k/l disesuaikan untuk tujuan itu. Sama seperti 2020, fokus kita melindungi rakyat dari pandemi, maka seluruh belanja k/l disesuaikan untuk itu," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id