Ekonom LPEM FEB UI Teuku Riefky mengatakan kenaikan kasus omicron yang terjadi beberapa hari terakhir memang akan berdampak terhadap perekonomian. Bahkan ia menyebut akan terjadi perlambatan ekonomi di awal tahun ini.
"Dengan adanya varian Omicron terkini kita juga lihat kedepannya di 2022 kita akan mengalami sedikit perlambatan pertumbuhan ekonomi di awal 2022," katanya dalam video conference, Jumat, 4 Februari 2022.
Namun Riefky berharap, pemerintah sudah lebih fokus dalam menghadapi kenaikan covid-19 belajar dari varian delta yang lalu. Selain itu, kombinasi kebijakan yang tepat diharapkan bisa menjaga ekonomi tidak turun terlalu dalam.
"Ini kita estimasi atau kita prediksi 2022 bisa mencatatkan tingkat pertumbuhan yang kurang lebih mendekati level prapandemi, kita estimasi GDP Indonesia di 2022 akan tumbuh di kisaran 4,9-5,1 persen," ungkapnya.
Selain perkembangan pandemi, ekonomi tahun ini juga dibayangi oleh kondisi global. Salah satunya adalah kenaikan inflasi di negara maju seperti Amerika Serikat (AS) yang bisa membawa dampak ketidakpastian bagi negara-negara lain.
"Ketika demand pull inflation meningkat, terjadi kenaikan harga yang cukup signifikan. Kenaikan harga tinggi, dan memberikan dampak yang vulnerable," ujar Ekonom LPEM FEB UI Jahen F. Rezki.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News