Pada Januari 2022, Purchasing Managers’ Index (PMI) kembali di posisi ekspansif sebesar 53,7, lebih tinggi dari Desember 2021 yang mencapai 53,5. Kinerja sektor manufaktur melanjutkan level ekspansi selama lima bulan berturut-turut dan masih mengungguli beberapa negara ASEAN seperti Thailand 51,7, Filipina 50,0, dan Myanmar 48,5.
"Kinerja sektor manufaktur yang terus terekspansi perlu diapresiasi. Pemerintah juga akan terus bekerja keras menciptakan iklim usaha yang kondusif sehingga performa positif ini dapat terus ditingkatkan," kata dia, dalam keterangan resminya, Kamis, 3 Februari 2022.
Airlangga menambahkan, peningkatan permintaan global juga harus menjadi peluang yang bisa ditangkap. Dengan produksi manufaktur Indonesia ke depan yang diperkirakan semakin bertumbuh, diharapkan prospek permintaan barang ekspor juga akan terus meningkat.
IHS Markit sebelumnya mencatat pesanan barang ekspor Indonesia di Januari 2022 merupakan rekor kenaikan tertinggi jika dibandingkan dengan periode Januari sejak survei PMI dijalankan. Untuk itu, pemerintah mendorong akselerasi kinerja ekspor dan memanfaatkan momentum yang ada.
"Pemerintah akan terus mendorong program hilirisasi komoditas unggulan, seperti CPO, nikel, bauksit, tembaga, hingga timah. Di samping itu, investasi pada industri 4.0 juga akan terus ditingkatkan sehingga produk-produk ekspor Indonesia ke depan semakin berdaya saing dan bernilai tambah tinggi," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id