Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan Indonesia merupakan salah satu negara dengan kondisi APBN yang dalam posisi cukup baik karena dampak harga komoditas dan pemulihan ekonomi. Pasalnya penerbitan utang pada Maret 2021 mencapai Rp336,9 triliun.
"Tahun lalu defisit meledak karena memang kita sedang pulih dan belanja untuk menangani covid besar, maupun untuk bansos. Tahun ini kita menstabilkan ekonomi dan menyehatkan APBN, ini terihat trennya," kata dia dalam video conference, Rabu, 20 April 2022.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Pembiayaan utang terdiri dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) (netto) sebesar Rp133,6 triliun atau turun 60,4 persen dari periode sama tahun lalu. Selain itu, pemerintah juga mendapatkan pinjaman (netto) sebesar Rp16 triliun.
"Jadi saat kondisi pasar SBN dan pasar keuangan menghadapi tekanan, kita sudah menciptakan ketahanan APBN dengan kondisi kas cukup saat pasar keuangan volatile. Ini strategi yang sangat pas dan sesuai, dengan demikain APBN mendapat reputasi kredibilitas yang baik," ungkapnya.
Meski begitu, pemerintah juga masih memiliki kerja sama dengan Bank Indonesia (BI) untuk pembelian SBN. Hingga saat ini BI telah melakukan pembelian SBN melalui skema SKB I sebesar Rp15,3 triliun baik untuk SUN maupun SBSN.
"BI juga memberikan dukungan melalui SKB III yaitu untuk mendukung belanja di bidang kesehatan dan bansos yang memang tujuannya untuk memulihkan masyarakat kita. Ini masih belum terealisir dan kita nanti akan lalukan pada semester II," pungkas dia.