"Hari ini kita berhasil memecahkan rekor penerbitan SBR ritel yang non-tradable, jadi rekor sebelumnya ada di Rp7,5 triliun. Nah Rabu sore ini kita sudah mencapai Rp8 triliun," kata Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Deni Ridwan, dilansir dari Antara, Kamis, 9 Juni 2022.
SBR Ritel merupakan salah satu upaya pemerintah melakukan financial deepening guna menjaga kondisi pasar keuangan domestik pada masa pandemi covid-19. Ia mengajak masyarakat Indonesia untuk berinvestasi di SBR011 dan bersama-sama berpartisipasi dalam pembiayaan APBN termasuk membantu pemulihan ekonomi negeri.
"Konsistensi pemerintah untuk penerbitan SBR Ritel secara reguler dilakukan sebagai upaya pemenuhan target APBN sekaligus memberikan alternatif investasi yang aman bagi masyarakat,” ujarnya.
Profit yang didapat dari penerbitan SBR, lanjutnya, akan sepenuhnya digunakan untuk pembiayaan APBN dengan tiga fokus utama yakni penanganan covid-19 dari sisi kesehatan, penyediaan social safety net untuk membantu masyarakat yang paling terdampak pandemi, dan mendukung dunia usaha untuk pulih dengan cepat.
Melalui SBR, lanjutnya, pemerintah berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menempatkan dananya pada instrumen investasi yang aman dan mengubah kebiasaan dari menabung menjadi investasi.
“Ini upaya kita mengubah paradigma masyarakat yang awalnya sebagai masyarakat yang hanya familier dengan menabung atau saving society, bergerak menjadi masyarakat yang berorientasi investasi atau investment society,” tutur Deni.
Masa penawaran SBR011 dimulai 25 Mei sampai 16 Juni 2022. Bentuk dan karakteristik obligasi ini adalah tanpa warkat, tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder dan tidak dapat dicairkan sampai dengan jatuh tempo, kecuali pada masa pelunasan sebelum jatuh tempo atau early redemption.
Penetapan hasil penjualan akan dilakukan pada 20 Juni 2022 dengan setelmen pada 22 Juni 2022, sedangkan tanggal jatuh tempo pada 20 Juni 2024. SBR011 dapat dipesan mulai dari Rp1 juta sampai Rp2 miliar dengan jenis kupon mengambang sesuai tingkat kupon minimal berdasarkan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate.
Secara rinci tingkat kupon untuk periode tiga bulan pertama yakni 22 Juni sampai 10 September 2022 adalah sebesar 5,5 persen berasal dari suku bunga acuan yang berlaku saat penetapan kupon yaitu 3,5 persen ditambah spread tetap 200 bps atau dua persen.
Untuk tingkat kupon berikutnya akan disesuaikan setiap tiga bulan pada tanggal penyesuaian kupon sampai dengan jatuh tempo yang didasarkan pada suku bunga acuan BI-7DRR Rate ditambah spread tetap 200 bps atau dua persen.
Tingkat kupon sebesar 5,50 persen adalah berlaku sebagai tingkat kupon minimal atau floor yang tidak berubah sampai dengan jatuh tempo. Sedangkan pembayaran kupon dilakukan pada tanggal 10 setiap bulan dengan pembayaran pertama pada 10 Agustus 2022.
Masyarakat yang berminat untuk berinvestasi SBR011 saat ini sudah dapat melakukan registrasi dengan cara menghubungi 28 mitra distribusi yang ditetapkan melayani pemesanan pembelian secara langsung melalui sistem elektronik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News