"Melalui akselerasi pemulihan ekonomi, reformasi struktural, dan reformasi fiskal, diharapkan kebijakan fiskal tahun 2022 akan efektif, prudent, dan sustainable," katanya dalam rapat paripurna DPR RI, di Jakarta, Kamis, 20 Mei 2021.
Pendapatan negara ditargetkan meningkat ke kisaran 10,18 sampai 10,44 persen PDB atau Rp1.823,5 triliun hingga Rp1.895,4 triliun. Belanja negara akan mencapai kisaran 14,69 sampai 15,30 persen PDB atau Rp2.630,6 triliun hingga Rp2.776,6 triliun.
Dengan target penerimaan dan belanja tersebut, defisit APBN tahun depan diperkirakan antara Rp807 triliun sampai Rp881,3 triliun. Apabila dibandingkan dengan tahun ini, defisit anggaran diproyeksikan lebih rendah dari Rp1.006,3 triliun atau minus 5,7 persen dari PDB.
"Keseimbangan primer akan mulai bergerak menuju positif di kisaran minus 2,31 sampai dengan minus 2,65 persen PDB. Rasio utang akan tetap terkendali di kisaran 43,76 sampai dengan 44,28 persen PDB," ungkapnya.
Ia menambahkan, kebijakan fiskal telah menjalankan perannya sebagai instrumen penanganan covid-19 dan pemulihan ekonomi, khususnya di 2020 dan 2021. Kebijakan fiskal harus merespons secara cepat dan tepat dinamika perekonomian yang masih dibayangi ketidakpastian.
"Di saat yang sama, kebijakan fiskal juga harus menjadi instrumen katalis bagi reformasi struktural untuk penguatan daya saing dan produktivitas. Namun, instrumen APBN memiliki batas sustainabilitas yang risikonya harus dikelola dengan kehati-hatian yang tinggi. Konsolidasi fiskal secara bertahap harus dilakukan dengan baik," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id