"Pendapatan kita mengalami kenaikan yang cukup signifikan, tumbuhnya 16,8 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Ini menggambarkan sesuatu yang sangat positif," ucap Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA secara virtual, Senin, 25 Oktober 2021.
Sri Mulyani menekankan bahwa pendapatan negara yang bersumber dari penerimaan perpajakan, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), serta kepabeanan dan cukai menunjukkan kinerja yang terus membaik seiring dengan membaiknya perekonomian domestik dari pandemi covid-19.
Penerimaan pajak misalnya, dari awal tahun hingga 30 September 2021 sudah terkumpul sebanyak Rp850,1 triliun atau tumbuh 13,2 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp750,6 triliun. Adapun realisasi penerimaan pajak tersebut setara 69,1 persen dari target APBN 2021 sebesar Rp1.229,6 triliun.
Sementara, realisasi kepabeanan dan cukai mencapai Rp182,9 triliun atau naik signifikan sebesar 29,0 persen dari posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp141,8 triliun. Posisi ini setara 85,1 persen dari target APBN 2021 sebesar Rp215,0 triliun.
Sedangkan PNBP dari awal tahun hingga 30 September 2021 sudah terealisasi sebanyak Rp320,8 triliun atau tumbuh 22,5 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp261,8 triliun. Realisasi PNBP tersebut melebihi target atau 107,6 dari APBN 2021 sebesar Rp298,2 triliun.
Terkait belanja negara, sampai dengan 30 September 2021 telah mencapai Rp1.806,8 triliun atau terkontraksi 1,9 persen. Terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp1.265,3 triliun serta Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) sebesar Rp541,5 triliun.
Sehingga, keseluruhan postur APBN 2021 mengalami defisit sebesar Rp452,0 triliun. Angka ini mengalami penurunan sebanyak 33,7 persen dari defisit di periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp681,4 triliun.
"Ini sekali lagi menggambarkan konsolidasi fiskal berjalan, dan juga secara tidak langsung pemulihan ekonomi sudah sesuai dengan yang kita terus harapkan," tegas Sri Mulyani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News