Jakarta: Pemerintah diminta untuk menyiapkan strategi yang bisa mengundang investasi berkualitas, berdaya saing, dan layak ekspor sehingga menghasilkan devisa. Hal ini dilakukan agar Indonesia bisa mencatat pertumbuhan ekonomi di atas lima persen.
Ekonom Senior Indef Didik J Rachbini mengatakan Indonesia pernah mencapai rata-rata pertumbuhan ekonomi tujuh persen pada 1980-an. Untuk mencapai itu, fokus yang harus dilakukan pemerintah mulai dari investasi yang berkualitas untuk tujuan ekspor.
"Berkaca dari stagnasi pertumbuhan ekonomi lima persenan saat ini, maka Indonesia harus mengubah strategi ke arah peningkatan daya saing yang mempunyai unsur investasi dan berorientasi ekspor," kata dia dalam webinar di Jakarta, Rabu, 8 September 2021.
Ia menambahkan, titik utamanya adalah Investasi yang berkualitas. Kedua, ketika ekspor maka seluruh upaya efisiensi harus dilakukan oleh pabrik-pabrik yang hendak melakukan ekspor. Hal itu akan memperbaiki ICOR Indonesia yang 6,2 menjadi di kisaran 2,4.
"Kalau perlu dilakukan deregulasi dan debirokratisasi yang membantu kelancaran produksi dan peningkatan daya saing untuk ekspor. Jadi yang harus dilakukan adalah melakukan strategi outward looking dan strategi daya saing," ungkapnya.
Menurutnya, pemerintah saat ini harus mulai fokus ke restrukturisasi ekonomi. Misalnya sektor perbankan yang mendukung ekspor harus diberikan fasilitas. Selain itu, semua hal yang tidak efisien harus diperbaiki sehingga betul-betul fokus pada peningkatan daya saing ekspor.
"Strategi lain adalah PMA harus diperbesar. PMDN harus diusahakan menuju industrialisasi dan jika masih kurang menggigit harus terus didorong. Kawasan industri dan perkantoran harus dinilai apakah porsi industrinya masih kurang," pungkas dia.
Ekonom Senior Indef Didik J Rachbini mengatakan Indonesia pernah mencapai rata-rata pertumbuhan ekonomi tujuh persen pada 1980-an. Untuk mencapai itu, fokus yang harus dilakukan pemerintah mulai dari investasi yang berkualitas untuk tujuan ekspor.
"Berkaca dari stagnasi pertumbuhan ekonomi lima persenan saat ini, maka Indonesia harus mengubah strategi ke arah peningkatan daya saing yang mempunyai unsur investasi dan berorientasi ekspor," kata dia dalam webinar di Jakarta, Rabu, 8 September 2021.
Ia menambahkan, titik utamanya adalah Investasi yang berkualitas. Kedua, ketika ekspor maka seluruh upaya efisiensi harus dilakukan oleh pabrik-pabrik yang hendak melakukan ekspor. Hal itu akan memperbaiki ICOR Indonesia yang 6,2 menjadi di kisaran 2,4.
"Kalau perlu dilakukan deregulasi dan debirokratisasi yang membantu kelancaran produksi dan peningkatan daya saing untuk ekspor. Jadi yang harus dilakukan adalah melakukan strategi outward looking dan strategi daya saing," ungkapnya.
Menurutnya, pemerintah saat ini harus mulai fokus ke restrukturisasi ekonomi. Misalnya sektor perbankan yang mendukung ekspor harus diberikan fasilitas. Selain itu, semua hal yang tidak efisien harus diperbaiki sehingga betul-betul fokus pada peningkatan daya saing ekspor.
"Strategi lain adalah PMA harus diperbesar. PMDN harus diusahakan menuju industrialisasi dan jika masih kurang menggigit harus terus didorong. Kawasan industri dan perkantoran harus dinilai apakah porsi industrinya masih kurang," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News