Gubernur BI Agus Martowardojo. (FOTO: MTVN/Eko Nordiansyah)
Gubernur BI Agus Martowardojo. (FOTO: MTVN/Eko Nordiansyah)

Kondisi Fundamental Ekonomi Dukung Penguatan Rupiah

Eko Nordiansyah • 09 Agustus 2016 15:04
medcom.id, Jakarta: Bank Indonesia (BI) menilai penguatan rupiah yang terjadi selama sebulan terakhir merupakan dampak dari positifnya perekonomian Indonesia. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi yang cukup kuat pada kuartal II-2016 juga berdampak pada penguatan mata uang rupiah.
 
"Kalau rupiah sekarang cukup kuat dan ini kita alami selama sebulan terakhir, ini menggambarkan pertumbuhan ekonomi Indonesia," kata Gubernur BI Agus Martowardojo di Gedung BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (9/8/2016).
 
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2016 tercatat sebesar 5,18 persen. Inflasi 2016 secara year on year (yoy) mencapai 3,21 persen, dengan laju inflasi Juli 2016 sebesar 0,69 persen atau lebih rendah dari rata-rata inflasi di periode yang sama selama lima tahun terakhir.

"Defisit transaksi berjalan lebih sehat dan neraca dagang yang selalu surplus. Ini menunjukkan kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang lebih baik. Dan Undang-Undang tax amnesty banyak direspon secara baik oleh masyarakat," jelas dia.
 
Selain itu, reshuffle kabinet yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) serta pemangkasan anggaran belanja oleh Menteri Keuangan berhasil direspon baik oleh pasar sehingga menyebabkan kondisi yang baik pula bagi perekonomian Indonesia.
 
"Dana asing masuk besar dan banyak korporasi melepas dolarnya, maka menguatkan rupiah. Kami juga akan jaga rupiah sesuai fundamental ekonomi Indonesia dan kami juga akan jaga perekonomian Indonesia yang berkesinambungan," pungkasnya.
 
Sayangnya, pagi tadi berdasarkan data Bloomberg nilai tukar rupiah mengalami pelemahan 11 poin atau 0,08 persen dengan mencapai Rp13.135 per USD. Rupiah diperdagangkan pada Rp13.117 per USD hingga Rp13.138 per USD. Sementara Yahoo menuturkan bahwa rupiah berada pada Rp13.128 per USD atau melemah 23 poin atau 0,17 poin.
(HUS)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan