Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo (Foto: MTVN/Eko Nordiansyah)
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo (Foto: MTVN/Eko Nordiansyah)

Brexit Dorong Periode Risk Off

Eko Nordiansyah • 24 Juni 2016 15:24
medcom.id, Jakarta: Bank Indonesia (BI) menilai keputusan Inggris untuk keluar dari Uni Eropa mendorong terjadinya periode risk off. Hal ini akibat dana yang ada di negara berkembang keluar menuju negara dengan kurs lebih aman.
 
"Jadi dana yang ada di dunia bergerak menuju negara yang diyakini aman dan kelihatannya yang dijadikan sasarannya adalah Amerika Serika (AS) dan ke Jepang, di negara lain terjadi pelemahan," ujar Gubernur BI Agus Martowardojo, di Kompleks Perkantoran BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (24/6/2016).
 
Dirinya memperkirakan, periode risk off hanya akan terjadi untuk jangka waktu pendek saja. Di sisi lain, kondisi Indonesia diharapkan tetap terjaga dengan baik. Bahkan, data menunjukan arus modal masuk (inflow) ke Indonesia lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

"Kita lihat kemarin data inflow-outflow dana dari luar negeri, kita tahu sampai minggu kemarin kan dana inflow kita dari luar net inflow itu Rp70 triliun, sedangkan tahun lalu Rp30 triliun. Jadi menunjukan masih besar inflow ke Indonesia," jelas dia.
 
Pada sisi lain, BI memperkirakan jika pilihan Inggris keluar dari Uni Eropa akan membuat pelemahan terhadap pertumbuhan ekonomi mereka. Bahkan, pertumbuhan ekonomi negeri Ratu Elizabeth II ini bisa mencapai tujuh persen pada 2030 mendatang.
 
Sementara mata uang poundsterling juga mengalami pelemahan terendah semenjak 30 tahun terakhir. Namun dengan aktivitas ekspor-impor antara Inggris dan Indonesia yang tidak terlalu besar, hal ini tidak akan berpengaruh ke pelemahan nilai tukar rupiah.
 
"Kita lihat yang di poundsterling dia turun sampai 10-11 persen. Dan kita lihat volatilitasnya naik sampai ke 11 persen, jadi itu menunjukan bahwa poundsterling dalam tekanan, sedangkan di Indonesia kita tahu ada pelemahan satu persen tapi kita harapkan bisa kita jaga," pungkasnya.
 
Sekadar diketahui, penghitungan suara dari referendum British Exit atau Brexit akhirnya rampung. Hasil akhir dari penghitungan suara dari kelompok "Leave" yang ingin Inggris keluar dari Uni Eropa, mencapai 52 persen. Sementara kelompok "Remain", yang menginginkan Inggris bertahan hanya memperoleh 48 persen.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan